Selidik Fakta 'Manusia Serigala' yang Muncul di Abad Pertengahan

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 6 November 2023 | 11:00 WIB
Lukisan Manusia Serigala, karya M. Maurice Sand, 1857. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Pada Abad Pertengahan, peralihan dari manusia menjadi serigala hanya terjadi satu kali. Biasanya terjadi karena sang pahlawan dikutuk, dikhianati, dan juga dihukum, sebelum akhirnya terperangkap dalam tubuh serigala.

Satu-satunya tulisan yang membahas keterkaitan manusia serigala dan bulan purnama ditemukan dalam “Otia Imperialia”, karya Gervase dari Tilbury.

Gervase melaporkan bahwa manusia berubah menjadi serigala 'sesuai dengan siklus bulan'. Dia memberikan dua contoh: Pons de Chapteuil dan Chaucevaire.

Untuk contoh yang terakhir, ia akan berubah menjadi manusia serigala ketika ada bulan baru. Hubungan antara manusia serigala dan bulan mungkin berakar pada etimologi kata Latin bulan, “luna”, yang diasosiasikan dengan orang gila.

Dalam konteks ini, mungkin Gervase ingin menyampaikan hilangnya akal sehat manusia membuat mereka tidak manusiawi, membuat mereka menjadi binatang buas. Dengan demikian manusia serigala versi Gervase kontras dengan yang lainnya di abad Pertengahan.

Manusia Serigala dan Vampir

Selama bertahun-tahun, manusia serigala dan vampir telah menjadi mitra. Hikayat kuno Nordik melihat makhluk yang disebut draugr, sejenis makhluk mati berjalan yang memiliki banyak kesamaan dengan vampir. 

Salah satu draugr yang paling terkenal adalah Glamr. Ia memiliki rambut menyerupai serigala abu-abu.  Fakta bahwa Glámr memiliki warna rambut yang sama tentu saja membuatnya lebih dekat dengan sifat serigala.

Dalam teks-teks abad pertengahan, manusia serigala cenderung merupakan bangsawan–ksatria, pangeran, atau bahkan raja. Dalam banyak kasus, mereka menjadi korban, beradab, dan dikasihani. Di sisi lain, para vampir tidak terlalu tinggi dalam tangga sosial.