Sejarah Dunia Kesehatan, Kenapa Urutan Alfabet Vitamin Lompat ke K?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 13 November 2023 | 18:00 WIB
Ilustrasi asupan vitamin. Kenapa urutan alfabet vitamin itu A, B, C, D, E, dan lompat ke K? Begini awal mulanya dalam sejarah dunia kesehatan. (Gergo Jaksa/Public Domain/Pxhere)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah dunia kesehatan, kita mengenal enam vitamin yang sangat dibutuhkan kesehatan. Vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, vitamin B untuk kesehatan pencernaan, vitamin C untuk meningkatkan kolagen, dan seterusnya sampai vitamin K yang membantu proses pembekuan darah.

Uniknya, dalam urutan vitamin hanya sampai K dan melongkap urutan alfabet F, G, H, I, dan J. Jika bukan karena urutan alfabet, lantas dari nama vitamin mendapatkan namanya, dan kapan ditemukan pertama kali dalam sejarah dunia kesehatan?

Penemuan vitamin bermula setelah pengetahuan manusia berkembang tentang pola makan dan kesehatannya punya hubungan. Singkatnya, walau dalam jangka waktu yang sangat panjang dari evolusi kita menentukan tanaman obat dan pangan, kita mengungkapkan kemajuan bidang fisika, kimia, dan biologi. Pemahaman ini mengantarkan kita untuk mengulik nutrisi.

Pada tahun 1772, Daniel Rutherford menemukan nitrogen. Namanya diambil dari bahasa Yunani nitron dan gene yang berarti pembentuk nitre. Rutherford melakukan eksperimen nutrisi awal yang berfokus pada nitrogen. Dia mencari tahu apakah keberadaan unsur tersebut dalam makanan dapat berdampak pada kesehatan manusia dan hewan.

Selanjutnya pada 1839, ahli kimia Gerardus Mulder menyebutkan bahwa protein merupakan molekul penting. Protein adalah "zat hewani" yang diperlukan untuk nutrisi manusia. Berbagai ilmuwan kemudian lebih banyak meneliti tentang protein sebagai pengetahuan kesehatan gizi manusia yang diperlukan.

Di satu sisi, tidak sedikit juga bahwa fakta bahwa ahli botani mengungkapkan bahwa buah-buahan dan sayuran, punya manfaat tinggi pada kesehatan. Khasiat vegetasi meringankan banyak penyakit, termasuk penyakit rakitis dan kudis.

Namun, pada masa revolusi industri dalam sejarah dunia kesehatan, para peneliti menyalahkan faktor lingkungan kotor yang menyebabkan penyakit tersebut.

Pada 1880-an, dokter AL Jepang Kanehiro Takaki memiliki gagasan tentang pola makan dan penyakit dalam sejarah dunia kesehatan. Pengungkapannya berdasarkan kondisi para pelaut yang harus menempuh perjalanan laut dan menderita penyakit yang disebut beri-beri.

Penyakit ini menyebabkan gagal jantung dan kebas di sekitar kaki. Takaki berpendapat, warga sipil miskin lebih mungkin terkena beri-beri. Penyebabnya adalah pola makan dan kekurangan protein.

Pada awal abad ke-20, ahli kimia Polandia Casimir Funk sepakat dengan Takaki. Funk mengamati kulit dan dedak yang dipoles dari beras olahan, dan mengembangkan eksperimennya pada merpati. Dia mendapati bahwa merpati jadi sakit setelah makan nasi putih yang biasa dimakan pelaut.

Meski senada, Funk menyatakan penyebab beri-beri bukan karena kurangnya protein. Pada 1912, dia menyatakan bahwa penyakit bisa terjadi karena kurangnya berbagai zat dalam tubuh seperti senyawa nitrogen yang disebut "vitamine" (bukan vitamin). Senyawa ini diambil dari kata vita yang berarti kehidupan dan amina yang merupakan senyawa organik yang mengandung nitrogen.

"Vitamine" Menjadi "Vitamin"