Kekejian Bokassa dan Rezim Kekaisaran Kanibal di Afrika Tengah

By Galih Pranata, Minggu, 19 November 2023 | 16:00 WIB
Sang pemimpin kekaisaran Afrika Tengah, Jean-Bedel Bokassa tengah duduk bersama istrinya Catherine, saat ia menobatkan dirinya sebagai (CTV News)

Bokassa menjadi sosok kontroversial terkait tentang dirinya sebagai pemimpin dari 'rezim kekaisaran kanibal' yang mengerikan di Afrika Tengah. (Galería de dictadores/Newslibre)

Terlepas dari kengerian ini, pemerintah Perancis menyebut Bokassa sebagai kerabat politik bahkan seperti bagian dari anggota keluarga.

Bokassa mengeksploitasi persahabatan itu untuk mendapatkan legitimasi. Hegemoninya dimuluskan dengan ketersediaan senjata yang canggih dan bantuan luar negeri, yang merupakan nektar korupsi bagi kleptokrasinya.

Sebagai imbalannya, presiden Prancis saat itu, Valéry Giscard d'Estaing, berkeliling Afrika Tengah untuk memburu gajah Afrika bersama kaisar dan membangun hubungan bilateral yang baik antara keduanya.

Dari perjalanan berburu itu juga muncul kesepakatan Prancis dengan Kekaisaran Afrika Tengah untuk membeli uranium dari Republik Afrika Tengah yang digunakan sebagai bahan bakar industri nuklir Prancis.

Persahabatan ini, dikombinasikan dengan kegemaran “kekaisaran” untuk mengekspor berlian dan selera khusus Bokassa dalam memburu gajah untuk diambil gadingnya, membuat kaisar tetap berkuasa selama tiga belas tahun.

Namun, tersiar kabar sampai ke Prancis bahwa Bokassa telah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan di negaranya. Ia membuat citra bengis di hadapan publik Prancis yang simpatik padanya sebelumnya.

Suatu kabar yang menyebut bahwa Bokassa secara pribadi telah memukuli sebanyak seratus anak hingga tewas dengan tongkat dan batu karena mereka menolak mengenakan seragam sekolah yang diproduksi pemerintah.

Hal itu bahkan menjadi keterlaluan bagi sekutu Prancisnya. Ini yang menyebabkan kekhawatiran tersendiri bagi Prancis untuk meredam kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim kekaisaran kanibal Bokassa.

Pada tanggal 20 September 1979, pasukan khusus Prancis menggulingkan Bokassa dalam kudeta militer yang dilaksanakan secara hati-hati dan tak diketahui kekaisaran Afrika Tengah itu. Hal ini menjadi akhir bagi pemerintahan brutal kaisar.

Namun, warisan Bokassa tampaknya masih tetap lestari. Bahkan kanibalisme kembali muncul di Bangui setelah kejatuhan kekaisaran kanibal Bokassa. Baru-baru ini muncul video tentang seorang pria yang menyebut dirinya telah menyalurkan warisan Bokassa.

Setelah membacok seorang pria Muslim sampai mati, memasak dagingnya di jalan, dan memakan anggota tubuhnya, dia berkata kepada wartawan BBC: “Saya memakan kakinya, sampai ke tulang putihnya.”

Tiga setengah dekade yang lalu, pemerintah Perancis berdiam diri dan membiarkan Bokassa memangsa warganya dengan kejam. Namun kemudian, mereka mulai menyadari lalu memaksa rezim kekaisaran kanibal yang bersifat kebinatangan tersebut untuk turun dari kekuasaannya.