Sejarah Abad Pertengahan: Bagaimana Pembantaian Orang Yahudi Dimulai?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 13 November 2023 | 17:00 WIB
Ilsutrasi pogrom atau pembantaian orang-orang Yahudi saat wabah hitam di Eropa. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Koln merupakan salah satu dari sedikit kota yang tampaknya menganggap interogasi orang-orang Yahudi sebagai peracun sumur sebagai omong kosong. Koln bertahan untuk waktu yang lama sebagai tempat di mana orang-orang Yahudi dilindungi.

Karena Köln merupakan salah satu komunitas yang lebih masuk akal, banyak orang Yahudi yang melarikan diri ke sana untuk menghindari penganiayaan di kota-kota asal mereka.

Ledakan populasi Yahudi di Koln akhirnya mulai mengkhawatirkan warga Kristennya, yang semakin paranoid. Mereka mulai membayangkan orang-orang Yahudi akan mengambil alih dan mengalahkan orang-orang Kristen di sana.

Para pemimpin komunitas Yahudi mengetahui adanya gejolak kekhawatiran ini dan mulai mundur ke dalam ghetto–istilah untuk tempat tinggal warga Yahudi dan membagi-bagikan senjata kepada para penghuninya.

Sekelompok kecil orang Kristen bertindak sebagai mata-mata. Begitu masuk ke dalam, mereka mengetahui bahwa orang-orang Yahudi merencanakan serangan.

Pertempuran besar pun meletus di tengah-tengah kota besar. Meskipun banyak orang Kristen yang tewas, namun orang Yahudi lah yang mengalami kerugian terbesar. Beberapa laporan menyebutkan bahwa 25.000 orang terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Setelah gelombang pertama wabah mereda, begitu juga dengan histeria anti-Semitisme. Menurut Dorsey, dalam beberapa kesempatan selama wabah berikutnya, para pemimpin Yahudi dan Kristen akan bergabung bersama untuk memanjatkan doa untuk pembebasan dari wabah.

“Kejadian-kejadian ini merupakan momen-momen penuh harapan, kepositifan, dan kerja sama di tengah-tengah lanskap yang suram, yaitu kematian, penyakit, ketakutan, dan penganiayaan,” pungkas Dorsey.