Mereka juga memiliki rambut panjang yang tergerai dari kepala dan dagu, serta memiliki sisik ular di kaki dan tungkai mereka.
Hesiod (sekitar 700 SM) menggambarkan mereka sebagai orang yang 'hebat' dan 'kuat' dengan baju besi yang bersinar dan tombak panjang.
Penyair kuno Pindar (sekitar 518 SM) menyatakan bahwa Porphyrion Giants sangat kejam. Penyair Bacchylides (c. 516-451 SM) menyebut mereka sombong.
Di tahun-tahun berikutnya, para Giants memiliki ular sebagai pengganti kaki mereka, dan sifat mereka menjadi lebih mengerikan dan bertubuh lebih besar.
Ovid (43 SM hingga 17 M) menyebutkan mereka memiliki seratus lengan dan berkaki ular, sementara Nonnus menggambarkan mereka sebagai 'berambut ular'.
Menurut sebagian besar sumber dalam mitologi Yunani, para Giants tinggal di Thrace atau Pellene.
Kekuatan dan agresi mereka yang kasar biasanya terlihat karena mereka sering menggunakan batu dan batu besar sebagai senjata. Mereka mampu melemparkannya dari jarak yang jauh.
Dalam Odyssey karya Homer (sekitar 750 SM), ia menulis tentang kaum Laestrygonian yang legendaris. Ia menuliskan bagaimana penampilan mereka lebih mirip Giants daripada manusia.
"Dari tebing mereka melemparkan batu-batu besar yang sulit diangkat oleh manusia dan keributan yang mengerikan muncul dari semua kapal."
"Orang-orang dalam tangisan kematian mereka, lambung kapal hancur berkeping-keping. Mereka menusuk kru seperti ikan dan membawa mereka pergi untuk membuat makanan mengerikan mereka."
(Homer, Pengembaraan, 10-132-136).