Sejarah Dunia: Dari 13 Koloni, Bagaimana Amerika Serikat Jadi Adidaya?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 16 November 2023 | 17:00 WIB
Pasukan marinir AS memasang bendera AS di puncak gunung di Iwo Jima saat pertempuran sedang berlangsung. Perang Dunia II menjadi salah satu tonggak AS menjadi negara adidaya dalam sejarah dunia. (Joe Rosenthal/Public Domain)

Kemenangan membawa AS menjadi kekuatan global yang meruntuhkan kekuatan lama Eropa. Kekuatan global pada abad ke-19 akhir membawa AS memiliki kekuasaan di Pasifik dan Kepulauan Karibia.

Perang Amerika-Spanyol pada 1898 di Teluk Manila, Filipina, menjadikan AS sebagai penantang baru yang meruntuhkan imperialisme lama Eropa. Lewat perang ini, AS punya pengaruh yang sangat luas sebagai negara bekas jajahan Inggris seabad sebelumnya. (National Museum of US Navy/Flickr)

Eksperimen bak imperialis Eropa ini berlangsung dalam sejarah dunia sampai abad ke-20. AS berfokus pada kawasan Pasifik dengan mengincar Hawaii. Awalnya, AS semasa kepresidenan Grover Cleveland enggan mencaplok Hawaii. Akuisisi Hawaii baru disetujui oleh presiden William McKinley dan resmi menjadi negara bagian pada 1959.

Perang Dunia I, II, dan Perang Dingin: Titik puncak adidaya AS

Sudah sejak lama unjuk gigi kepada mata dunia. Bahkan pada 1907 hingga 1909, armada AL AS melakukan perjalanan keliling dunia untuk misi diplomatik. Misi ini bertujuan untuk memamerkan kekuatan AS. Namun, sejarah dunia baru memandang kehebatan AS ketika terlibat Perang Dunia I dan II.

Selama ini, tidak ada istilah negara adidaya karena dunia terpecah-pecah dari beberapa negara yang saling bersaing. Ketika Perang Dunia I, negara maju saling berperang, bahkan runtuh seperti Kekaisaran Ottoman dan Kekaisaran Tiongkok Dinasti Qing.

Perang Dunia I menjadi kehancuran ekonomi negara-negara besar. Salah satu yang selamat adalah AS yang berada di belahan dunia yang berbeda.

Ketika Perang Dunia II pecah, AS pun semakin untung. Perang ini amat besar, membuat jatuhnya jutaan korban dari negara-negara besar yang berperang seperti Jerman, Uni Soviet, dan Tiongkok. Perang Dunia II membawa kehancuran infrastruktur yang kemudian membuat AS mendapat keuntungan.

AS melalui Marshall Plan "menanggung" kerugian ini, dan negara-negara Eropa melepaskan koloninya. Marshall Plan membuat negara-negara Eropa yang pernah berjaya sebelumnya sangat bergantung kepada AS.

Setelah Perang Dunia II, AS masih punya pesaing yang sama-sama unggul: Uni Soviet. Keduanya punya persaingan ideologi dan kepentingan di berbagai negara berkembang. Pada Perang Dingin, AS dan Uni Soviet biasanya tidak berperang secara langsung, tetapi berebut pengaruh global.

Berebut pengaruh global ini termasuk kudeta, mendukung pemberontak atau mendukung diktator, dan perang proksi di penjuru dunia. Keduanya pun membangun sistem aliansi, pangkalan militer, dan mengembangkan teknologi yang sangat maju, seperti perlombaan ke antariksa.

Perang Dingin berakhir ketika Uni Soviet bubar pada 25 Desember 1991. Bubarnya Uni Soviet membawa AS sebagai adidaya satu-satunya dalam sejarah dunia.

Hari ini kekuatan-kekuatan baru timbul seiring berjalannya waktu seperti kekuatan Rusia, Iran, dan Tiongkok. Tiga negara itu kini mencoba menebarkan pengaruhnya seperti memberikan pinjaman hutang dan menghentikan konflik berkepanjangan pada negara lain.

Dengan demikian, akankah selamanya AS menjadi satu-satunya adidaya? Akankah keadidayaannya hilang di masa depan? Hanya waktu yang bisa menjawab.