Jadi, Palais Idéal berisi struktur yang menyerupai candi Hindu, masjid Arab, dan kastil abad pertengahan. Selain itu, istana ini juga dihiasi dengan berbagai patung, termasuk binatang seperti beruang, burung dan gajah, serta makhluk mitologi.
Cheval bermaksud untuk dikuburkan dalam mahakaryanya. Namun keinginan ini tidak mendapat persetujuan dari otoritas Perancis. Oleh karena itu, sang tukang pos memutuskan untuk membangun mausoleumnya sendiri di tempat pemakaman setempat.
Pembangunan “Makam Keheningan dan Peristirahatan Tanpa Akhir” dimulai pada tahun 1914, ketika Cheval berusia 78 tahun. Mausoleum ini selesai dibangun pada tahun 1922. Cheval menyelesaikannya dalam kurun waktu 8 tahun. Dua tahun kemudian, Cheval meninggal dan dimakamkan di monumen yang ia bangun sendiri.
Palais Idéal menarik banyak pengunjung, bahkan sebelum selesai dibangun. Dilansir dari Ancient Origins pada tahun 2013, monumen ini dikunjungi oleh hampir 151.000 orang dari seluruh dunia.
Pada tahun 1969, Palais Idéal diklasifikasikan sebagai Monumen Bersejarah oleh André Malraux, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan.
Malraux menganggap Palais Idéal sebagai satu-satunya contoh arsitektur Naivisme. Naivisme merupakan aliran seni yang mengedepankan karya seniman yang tidak memiliki latar belakang sekolah seni.
Palais Idéal memiliki campuran corak yang berbeda. Cheval mengikat batu bersama-sama dengan kapur, mortir, dan semen. Menurut Cheval, alam sudah menyediakan bahan yang indah dan tugasnya adalah merangkainya.
Sebelum kematiannya, Cheval mulai menerima beberapa pengakuan dari tokoh-tokoh ternama seperti Andre Breton dan Pablo Picasso. Seniman Jerman, Maz Ernst pada tahun 1932 membuat karya sebuah kolase berjudul The Postman Cheval. Pada tahun 1958, Ado Kyrou membuat film pendek tentang Istana Cheval berjudul Le Palais Ideal.
Di tahun 2018 kisah Ferdinand Cheval kembali menginspirasi film layar lebar berjudul L’incroyable historie du fracture Cheval. Dikisahkan Cheval sang tukang pos melakukan perjalanan setiap hari di sepanjang Drome menyusuri desa ke desa.
Ia bertemu wanita pendamping hidupnya bernama Philomena. Mereka memiliki buah hati bernama Alice. Demi anak yang ia cintai lebih dari apa pun, Cheval kemudian membangun sebuah karya luar biasa yaitu Istana Idaman.