Nationalgeographic.co.id—Digenes Akritas adalah karakter dalam syair epik yang populer di abad pertengahan, ia adalah pahlawan penjaga perbatasan Kekaisaran Bizantium. Syair itu menceritakan kisah karakter tituler yang dijuluki Digenes Akritas, yang berarti “penguasa perbatasan dua darah".
Syair epik Digenes Akritas adalah bagian dari tradisi syair-syair Akritik semenjak abad kesembilan. Syair epik ini mengisahkan tentang para Akritas atau penjaga perbatasan yang mempertahankan perbatasan Kekaisaran Bizantium.
Meskipun tokoh protagonis dalam cerita ini adalah fiksi dan tindakan heroiknya jauh melampaui kenyataan, cerita tersebut mencerminkan versi peristiwa sejarah yang diromantisasi.
Digenes Akritas menjadi simbol pertahanan dan peperangan terus-menerus antara Kekaisaran Bizantium dan Arab. Tokoh tersebut menjadi ikon penjaga di daerah perbatasan pegunungan.
Penemuan naskahSetelah runtuhnya Kekaisaran Bizantium pada abad kelima belas, manuskrip Digenes Akritas hilang dan syair epik tersebut memudar menjadi tidak jelas. Menurut sejarawan John Mavrogordato, manuskrip tersebut mulai muncul kembali pada abad kesembilan belas.
Naskah pertama ditemukan oleh Savvas Ioannides, seorang kepala sekolah Yunani di Trebizond, sebuah kota yang pada waktu itu merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman.
Ioannides menerima manuskrip tersebut pada tahun 1868 dari seorang biarawan Kristen Ortodoks di Yunani dari biara Sumela di Pegunungan Pontic.
Manuskrip lain juga ditemukan pada akhir abad kesembilan belas. Hal ini beruntung karena naskah pertama tidak lengkap dan kemudian hilang.
Salah satu manuskrip tersebut ditemukan pada tahun 1878 di pulau Andros, Yunani, di Cyclades. Manuskrip itu kemudian disimpan di National Library of Athens.
Naskah tertua yang ditemukan sejauh ini ditemukan di sebuah biara Yunani di Grottaferrata, Italia pada tahun 1879. Naskah ini diperkirakan berasal dari abad keempat belas.
Hal ini penting karena Kekaisaran Bizantium masih ada ketika kitab ini ditulis, sedangkan yang lainnya merupakan salinan yang belakangan, kemungkinan besar disalin oleh para biarawan Kristen Ortodoks dari teks-teks yang lebih tua.
Konteks sejarahTradisi lagu-lagu Akritik yang dimiliki oleh Digenes Akritas berkembang pada abad kesembilan dan kesepuluh. Genre syair epik muncul di perbatasan Bizantium di Anatolia.