Penyebabnya mungkin karena suara gemuruh gajah memiliki kode yang mengandung beberapa pesan dan terkirim bersamaan. “Label vokal dapat meningkatkan kemampuan koordinasi meskipun tidak terlihat satu sama lain,” lanjut mereka.
Para peneliti yang menyelidiki suara gemuruh gajah ini meyakini mungkin kode tersebut adalah "nama". Namun, analisis dalam model komputer mereka tidak dapat memilih mana yang merupakan sebuah "nama" ketika digunakan dalam panggilan.
Para peneliti memanfaatkan rekaman panggilan kepada gajah di lapangan. Mereka mendapati bahwa panggilan yang tepat bisa membuat gajah merespons lebih kuat daripada suara panggilan lain yang ditujukan kepada individu lain. Hal ini menunjukkan mungkin terdapat "nama" di dalam rekaman suara gajah.
Penampakan ini mungkin serupa dalam sebuah video Instagram dengan akun @jamessuter ketika mewawancarai jagawana yang berhubungan erat dengan gajah. Anak gajah datang mendekati jagawana yang tengah diwawancarai tersebut setiap kali ada kata "Savo" disebutkan. Nama Savo sendiri diberikan oleh jagawana kepadanya.
Tim penelitian pada makalah menyimpulkan bahwa spesies non-manusia mungkin menggunakan sistem penamaan mirip manusia untuk merujuk individu lain. Dalam temuan ini pun, mereka mengungkapkan bahwa panggilan antarpribadi gajah bermanfaat untuk memperkuat ikatan sosialnya, sama seperti manusia.
“Karena dinamika sosial fisi-fusi mereka, gajah sering kali tidak terlihat oleh pasangan sosial mereka yang dekat dan menghasilkan suara gemuruh untuk berkomunikasi dalam jarak jauh,” jelas para penulis.