Dewa Harpocrates: Ketika Budaya Yunani Kuno Bertemu Mitologi Mesir

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 24 November 2023 | 18:27 WIB
Harpokratis, patung terakota yang dibuat di Myrina, sekitar 100-50 SM. ()

Nationalgeographic.co.id - Harpocrates adalah hasil dari perpaduan budaya yang terjadi di Mesir Helenistik. Meskipun ia disembah oleh orang-orang Aleksandria yang berbahasa Yunani, citra dan mitologinya diambil dari sumber-sumber Mesir.

Sepanjang sejarah kuno, budaya Yunani meluas melalui perdagangan, penjajahan, dan penaklukan. Dari Semenanjung Peloponnesia dan pulau-pulau di sekitarnya, dunia Yunani meluas hingga mencakup Italia, Afrika Utara, Asia Kecil, dan beberapa bagian Timur Dekat.

Salah satu sumber terbesar penyebaran budaya Yunani adalah keberhasilan militer Alexander Agung. Ekspedisi milter Makedonia membawa pengaruh Yunani yang lebih besar ke Mesir, Persia, dan bahkan sampai ke India.

Perjalanan Aleksander mengantarkan Era Helenistik dalam sejarah Yunani. Meskipun banyak tempat yang ditaklukkannya tidak bertahan lama di bawah kendali Yunani, ada pula yang dibawa masuk ke dalam dunia Yunani.

Salah satunya adalah Mesir, di sana terdapat sebuah budaya yang telah berusia ribuan tahun pada masa Alexander. Dinasti terakhir yang berkuasa di Mesir, Ptolemeus, adalah keturunan dari salah satu jenderal Aleksander yang paling setia.

Dilansir dari laman Mythology Source, Mike Greenberg menjelaskan, kekuasaan Yunani di Mesir menciptakan perpaduan budaya. Seni, sastra, dan agama dari Era Helenistik memadukan tradisi Mesir dan Yunani untuk menciptakan budaya Helenistik yang unik.

“Terkadang, perpaduan ini menghasilkan penciptaan dewa-dewa baru. Salah satu contoh bagaimana pengaruh Yunani dan Mesir menciptakan dewa baru yang tak terduga adalah Harpocrates, dewa keheningan Helenistik,” jelas Mike.

Harpocrates

Harpocrates bukanlah dewa dari mitologi Yunani kuno atau klasik. Kultusnya tidak berkembang hingga era Hellenistik, masa ketika koloni dan pemukiman Yunani di luar negeri berkembang pesat.

Pemujaannya terutama berpusat di Aleksandria, ibu kota Ptolemeus di Mesir. Didirikan oleh Alexander Agung, kota ini berfungsi sebagai pusat budaya Yunani Helenistik di Lembah Sungai Nil.

Menurut Mike, Harpocrates digambarkan sebagai dewa muda yang kekanak-kanakan dengan jari-jarinya di bibirnya. 

“Dia sering ditampilkan dengan pakaian dan gaya rambut seorang anak laki-laki Mesir, bukan dengan cara yang biasa digambarkan dalam karya seni Yunani,” jelas Mike.

Cara Harpocrates digambarkan kemungkinan besar tergantung pada audiens yang dituju. Di sebagian besar kalangan Helenistik, dia ditampilkan dengan cara yang lebih tradisional Yunani, tetapi penduduk asli Mesir lebih cenderung menampilkannya sebagai salah satu dari mereka.

Harpokrates terkait erat dengan Mesir. Ibunya dikatakan sebagai ratu dewi agama Mesir, Isis, dan ayahnya adalah dewa Helenistik lain yang disebut Serapis.

Dewi Isis. (Wikimedia Commons)

Isis memiliki pengikut kultus yang kuat di Yunani dan Roma, sehingga tidak terlalu unik jika dia berperan sebagai ibu dari seorang dewa muda. Namun, hubungan ini memperjelas bahwa Harpocrates berasal dari Mesir dan bukan Yunani.

“Hanya ada beberapa mitos yang melibatkan Harpocrates, dan sebagian besar berpusat pada ibunya,” jelas Mike.

Sebagai contoh, dikatakan bahwa Isis menciptakan layar karena dia mencari anaknya. “Dia memasangkannya pada perahunya agar dia bisa berlayar naik dan turun Sungai Nil dengan lebih cepat saat anaknya hilang.”

Lokasi Harpocrates dirahasiakan dari ibunya, yang merupakan contoh kekuatannya. Dia adalah dewa keheningan dan kerahasiaan.

Harpocrates menempelkan jari-jarinya ke bibirnya untuk memperingatkan orang lain agar diam. Dia memohon kepada para pengikutnya untuk tetap diam tentang hal-hal yang dikatakan secara rahasia.

Interpretasi Modern Harpocrates

Patung perunggu Isis menyusui bayi Horus. Isis dikenal sebagai dewi kelahiran kembali Mesir. (Charlotte Rose/Expedition)

Mike menjelaskan, dewa keheningan terikat dengan Mesir bukan hanya karena pemujaannya berpusat di sana. Dia adalah hasil langsung dari pengaruh asli budaya Helenistik.

“Harpocrates tidak ditemukan oleh orang-orang Yunani yang menetap di Mesir. Dia adalah interpretasi dari dewa asli yang penting di wilayah tersebut,” jelas Mike.

Nama Harpocrates berasal dari bahasa Mesir Heru-pa-khered, atau Horus Sang Anak. Dalam mitologi Mesir, Horus adalah anak tunggal Isis dan Osiris. Dia dikandung setelah kematian ayahnya dan menggantikan Osiris sebagai raja di atas segala raja di Mesir.

Bangsa Yunani Helenistik telah menggabungkan sosok Osiris, yang menjadi raja Dunia Bawah Mesir, dan Hades mereka sendiri. Hasilnya adalah dewa Ptolemeus yang unik, Serapis.

Namun, Harpocrates adalah jenis dewa yang sangat berbeda dari Horus. Dia jelas bukan interpretasi langsung dari dewa Mesir.

Horus adalah seorang raja dan personifikasi dari matahari terbit. Sosok yang kuat ini memiliki sedikit kesamaan dengan dewa kekanak-kanakan yang penuh kerahasiaan.

Gambar Harpocrates yang lebih bergaya Mesir hampir tidak dapat dibedakan dengan gambar Horus. Dia digambarkan sebagai seorang anak laki-laki dan raja Mesir.

Kedua dewa ini juga menggunakan gerakan yang sama. Sama seperti Harpocrates, Horus yang Muda sering memegang jari ke mulutnya.

“Ketika orang Yunani Helenistik mengadopsi Isis ke dalam sistem kepercayaan mereka, mereka memperhatikan anak yang sering digendongnya. Namun, mereka tidak langsung mengasosiasikannya dengan dewa matahari kerajaan Horus,” jelas Mike.

Dari kesalahpahaman ini muncullah gagasan bahwa anak dewa yang dipegang oleh Isis adalah dewa keheningan. Ketika mereka diberitahu nama dewa tersebut, mereka meng-Helenisasi nama itu menjadi Harpocrates.