Minahasa Wakefest 2023 Berhasil Bangkitkan Olahraga Air di Danau Tondano

By Sheila Respati, Selasa, 28 November 2023 | 12:00 WIB
Minahasa Wakefest 2023 diikuti oleh atlet dari 7 negara di dunia. (DOK. National Geographic Indonesia/Donny Fernando)

Nationalgeographic.co.id – Gelaran Wakefest Minahasa 2023 yang berlangsung sejak Jumat (24/11/2023) resmi ditutup pada Minggu (26/11/2023).

Kegiatan yang  digelar oleh International WakeSurf and Wakeboard Federation (IWWF) dan Pemerintah Kabupaten Minahasa  ini berlangsung meriah di Danau Tondano, Kelurahan Tonsaru, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut).

Selama tiga hari, para atlet dari dalam dan luar negeri bersaing untuk meraih kemenangan dalam kompetisi olahraga air tersebut.

Kegiatan bertaraf internasional ini hadir dengan tema "Lake Tondano Home for Everyone" dan didukung penuh oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Bupati Minahasa Jemmy Kumendong.

Pada hari akhir pelaksanaan Minahasa Wakefest 2023, Jemmy Kumendong mengucapkan terima kasih kepada para peserta, panitia, undangan, dan masyarakat yang ikut bergotong-royong memeriahkan acara tersebut.

Pemerintah Sulut berharap Minahasa Wakefest 2023 dapat memberikan kesan positif kepada atlet dan pengunjung dari luar negeri akan keindahan alam dan budaya di Minahasa.

“Selain kompetisi, acara ini juga memamerkan budaya Minahasa dan keramahan masyarakatnya. Dengan begitu, pengunjung dapat melihat lebih dekat karakteristik masyarakat di Minahasa,” ungkap Jemmy.

Sementara itu, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Minahasa atas kesuksesan Wakefest Minahasa 2023 yang berhasil menarik perhatian lokal maupun internasional.

Ia juga mengapresiasi seluruh peserta yang berhasil meraih juara, baik atlet dari Indonesia maupun negara-negara Asia lainnya yang turut berpartisipasi.

"Terima kasih kepada seluruh penyelenggara olahraga air ini yang telah menjalankan tugas hingga acara ini selesai," ujar Olly.

Selain menjadi tuan rumah, Indonesia juga berhasil menunjukkan daya saingnya melalui prestasi atlet putri, Nadya Atalia Sinaga, pada kategori Open Women Wakeboard.

Perempuan berdarah Minahasa tersebut berhasil meraih juara ke-3 dengan medali perunggu. Adapun juara 1 dan 2 diraih oleh atlet Jepang, yakni Yuki Harina dengan medali emas dan Yoshirara Hinata dengan medali perak.

"Hasilnya sangat memuaskan, sesuai dengan target yang saya tetapkan sejak awal pertandingan," ujar Nadya.

Keberhasilan Nadya diakuinya tak lepas dari dukungan pemerintah dan fasilitas yang tersedia selama acara. Ia berharap, kegiatan serupa dapat kembali digelar agar lebih banyak anak muda yang tertarik dengan cabang olahraga ski air.

"Semoga saja dengan adanya Minahasa Wakefest 2023 banyak yang bisa tertarik dengan wakeboarding dan wakesurfing. Semoga Sulut bisa mengeluarkan banyak bibit unggul, para atlet mudah dari cabang ski air juga cabang lainnya," tuturnya.

Perkenalkan keragaman budaya di Tondano

Tak hanya menjadi ajang olahraga, Minahasa Wakefest 2023 juga menjadi wadah bagi pemerintah Sulut untuk memperkenalkan ragam kuliner, pariwisata, kearifan lokal, hingga potensi sport tourism.

Keempat potensi tersebut dipaparkan oleh Budayawan Minahasa, Rikson Ch Karundeng pada kesempatan terpisah. Ia mengatakan, Danau Tondano merupakan pusat daya tarik dari Kabupaten Minahasa. 

Namun, apabila ditelusuri, di sekitar Danau Tondano terdapat jejak sejarah, keragaman budaya, kuliner, serta keindahan toleransi yang dapat disaksikan.

Keistimewaan lain yang juga dimiliki masyarakat Danau Tondano adalah toleransi dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Hal ini bahkan dituangkan melalui filosofi “Sulut tidak mau disulut”.

“Ini adalah jargon untuk merespons situasi masyarakat ketika ada yang mencoba memecah belah mereka,” imbuh Riskon.

Salah satu bukti keberagaman masyarakat juga tercermin lewat Kampung Jawa-Manado. Di kampung ini, masyarakat asal suku Jawa hidup tentram berdampingan dengan masyarakat asli Danau Tondano.

“Sebagian besar juga fasih menggunakan bahasa Jawa. Penduduk rata-rata sudah bercampur, sehingga tidak ada lagi sekat antarsuku,” papar Rikson.

Sejalan dengan kerukunan antarsuku, masyarakat Danau Tondano juga memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Inilah yang membuat area ini jarang tersorot pemberitaan.

“Makanya, kalau ada yang buat keributan tentang agama, kami pasti akan langsung mencari tahu siapa pelakunya. Karena di sini, kami semua setuju untuk saling menghargai,” tandas Rikson.

Sejalan dengan agenda Wakefest Minahasa 2023, Rikson mengaku senang lantaran potensi Danau Tondano kini bisa kembali diperkenalkan kepada khalayak luas.

Pasalnya, sejak lima tahun terakhir, olahraga ski air sudah lama tidak dilakukan masyarakat akibat kondisi danau yang kurang mendukung.

“Wisata ski air itu ciri khas danau ini. Untuk itu, kami bersyukur pemerintah kembali melakukan revitalisasi danau dan memperkenalkan wisata alam Danau Tondano,” tutupnya.