Kata Ahli Soal Klaim Peradaban Maju Gunung Padang: Sangat Meragukan!

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 29 November 2023 | 16:00 WIB
Situs megalitik Gunung Padang di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Danny Hilman menyebut Gunung Padang sebagai peninggalan peradaban canggih. Para ahli membantah karena tidak ada bukti yang menguatkan di sekitarnya. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Penanggalan ini tentunya sangat jauh setelah 'piramida Gunung Padang' dibangun. Dia melanjutkan, pada periode masyarakat awal Jawa Barat ini tidak ditemukan adanya bukti terakit kecanggihan tukang batu di dalam gua.

Ada pun linimasa peradaban manusia mengungkapkan bahwa kehidupan purbakala masih menjadi masyarakat pemburu-pengumpul pada waktu puluhan ribu tahun Sebelum Masehi. Manusia kemudian bersatu menciptakan pemukiman besar untuk mendukung peradaban pada periode Holosen yang dimulai 11.700 tahun yang lalu (sekitar 9700 SM).

Kota tertua yang diketahui menjadi pemukiman masyarakat kompleks tercatat berada di Catalhoyuk yang berusia 9.000 tahun. Lokasinya pun berada di Konya, Tukri selatan.

Tidak ada bukti peninggalan peradaban manusia di sekitar Gunung Padang

Danny menekankan bahwa Situs Gunung Padang bukanlah bukit alami, melainkan konstruksi berbentuk piramida yang berlapis. Setiap lapisannya memiliki penanggalan yang berbeda-beda waktu, menurut survei yang telah dilakukan.

Lapisan paling atas yang sering dikunjungi wisatawan berasal dari 1000 SM—2000 SM. Lapisan di bawahnya lebih tua lagi berupa tumpukan pecahan batuan kolom yang diperkirakan berasal dari 5000 SM—6000 SM. Lapisan terakhir adalah yang tertua dengan penanggalan dari 16.000 SM—27.000 SM.

Dibble mengatakan bahwa tidak ada bukti jelas bahwa lapisan dari Situs Gunung Padang yang terkubur itu dibangun oleh manusia. Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya pelapukan alami dan pergerakan batuan dari waktu ke waktu. “Bahan yang menggelinding menuruni bukit rata-rata akan mengorientasikan dirinya sendiri,” kata Dibble.

Ada pula klaim yang membuat penelitian tentang Gunung Padang menjadi kontroversial dengan temuan tim adanya batu berbentuk belati. Danny dan tim menerangkan dalam makalah bahwa geometeri ini sangat rapih dan bebeda dan memiliki komposisi unik, serta materialnya yang tidak identik dengan batuan di sekitarnya.

Dari termuan tersebut, para peneliti memperkirakan batu tersebut dibuat oleh manusia.  Namun, Dibble membantah karena tidak ada bukti "pengerjaan atau apa pun yang menunjukkan bahwa itu adalah buatan manusia."

Bagaimanapun, Danny Hilman tetap kukuh untuk mengatakan bahwa Situs Gunung Padang adalah bangunan yang dibangun sebelum akhir Zaman Es Terakhir. Bangunan ini tentunya didirikan dengan struktur yang sangat rumit.

Bill Farley, arkeolog dari Southern Connecticut State University berpendapat bahwa jika Situs Gunung Padang memang semaju itu, semestinya ada bukti lain yang menunjukkan peradaban maju yang ada pada Zaman Es Terakhir. Dalam situs, tidak ditemukan sama sekali sisa-sisa aktivitas manusia, seperti arang atau pecahan tulang.

Farley lebih mengharapkan bahwa Situs Gunung Padang dirayakan oleh masyarakat luas sebagaimana adanya hari ini sebagai "sebuah situs yang menakjubkan, penting dan keren", dan bukan karena dimasukkan ke dalam narasi perkembangan peradaban manusia.