Kelahiran Bayi Badak Sumatra Kesekian Kali, Apa yang Menopangnya?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 1 Desember 2023 | 15:01 WIB
Kabar baik konservasi badak sumatra datang pada Sabtu, 25 November 2023. Telah lahir bayi badak sumatra jantan dari pasangan induk Delilah dan pejantan bernama Harapan. Namun, apa artinya bagi alam liar Indonesia? (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI)

Menjaga keberlangsungan badak sumatra

Dengan kelahiran bayi badak sumatra yang kesekian kalinya, konservasi masih harus berjuang. Kelahiran terbaru belum bisa membuat populasi badak sumatra stabil. Oleh karena itu, terang Jansen, dalam upaya menstabilkannya, perlu ada peningkatan kelahiran dari populasi badak sumatra yang berkelanjutan dengan keragaman genetik yang tinggi.

"Jika populasi meningkat, rencana ke depannya akan melakukan penyimpanan atau koleksi genom. Serta mengadakan pelepasliaran kembal ke habitat persebaran historisnya. Dengan itu, dapat memulihkan kembali jumlah serta diversitas genetik badak sumatra," terang Jansen.

Selain itu, berbagai ancaman lainnya masih mengintai populasi badak sumatra di habitatnya. Aktivitas manusia seperti deforestasi dan menyebabkan perubahan iklim menjadi ancaman keberlangsungan badak sumatra, terutama dalam mencari pakan dan bertempat tinggal.

"Maka, poin pentingnya adalah mencegah terjadinya kegiatan yang negatif [dari] manusia itu supaya alam tidak semakin terganggu," kata Rheza. Oleh karena itu, kegiatan konservasi juga memerlukan pemberdayaan masyarakat sekitar agar tidak mengganggu satwa dan habitatnya.

Belum lagi adanya konflik manusia dan badak di dunia sering terjadi. Badak kerap diburu karena culanya punya nilai ekonomi, padahal merupakan hewan yang dilindungi.

Badak sumatra sendiri telah diklasifikasikan oleh IUCN sebagai badak terkecil dari spesies badak di dunia dan berstatus terancam punah. Pemerintah Indonesia pun berkomitmen untuk melindungi badak sumatra melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018.

"Salah satu hal baik yang dilakukan rekan-rekan SRS melalui Rhino Protection Unit adalah edukasi," lanjutnya. "Jadi pelaku kegiatan ilegal ini diberi edukasi dan diberdayakan tentang bagaimana cara mereka mampu bertahan hidup dan mendapatkan pemasukan ekonomi melalui cara-cara yang tidak merusak lingkungan."

"Harapannya melalui program-program seperti ini mampu menciptakan generasi peduli lingkungan, yang melestarikan alam ketimbang merusaknya," tukas Rheza.