Inilah Jejak Heracleion, Kota Hilang yang Terlupakan Sejarah Dunia

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 14 Desember 2023 | 18:00 WIB
Heracleion atau Thonis adalah kota hilang dalam sejarah dunia yang berperan penting membentuk sejarah Mesir dan budaya Mediterania kuno. (CHRISTOPH GERIGK)

Nationalgeographic.co.id—Atlantis adalah kota hilang yang terkenal sepanjang sejarah dunia kuno. Kisah mitos benua yang hilang ini terletak di bawah Samudera Atlantik. Namun, ada satu kota hilang yang terlupakan. Sebuah kota yang benar-benar ada namun termakan oleh perairan Laut Mediterania yakni Heracleion, juga dikenal sebagai Thonis.

Heracleion dulunya adalah kota pelabuhan Mesir yang berkembang pesat, terletak di muara Sungai Nil. Ketika permukaan air laut naik dan Sungai Nil terus menyimpan lumpur, kota yang dulunya besar itu hilang ditelan ombak.

Budaya, kekayaan, dan sejarahnya hilang selama berabad-abad hingga ditemukan kembali. Seperti apa sejarah Heracleion?

Kota kuno Heracleion terletak di timur laut Alexandria di muara Sungai Nil. Pada masa kejayaannya, Heracleion adalah kota maritim yang ramai dan memainkan peran penting dalam membentuk sejarah Mesir dan sejarah budaya Mediterania kuno yang lebih luas.

Letaknya yang strategis di muara Sungai Nil menjadikannya sebagai tempat pertemuan internasional yang membantu menyebarkan pertukaran barang, ide, dan budaya.

Para pedagang dan pelancong dari Yunani, Fenisia, dan sekitarnya menyandarkan kapal mereka di kota metropolitan yang berkembang ini dan berkontribusi pada pertukaran budaya. Pengaruh asing juga turut mempengaruhi seni, arsitektur, dan praktik keagamaan di Mesir.

Selama abad kedua SM, kota terdekat Alexandria secara bertahap mulai diutamakan dibandingkan Heracleion sebagai pelabuhan utama Mesir. Hal ini berkontribusi pada penurunannya.

Semakin berkurangnya pentingnya Heracleion ini diperburuk ketika bencana alam besar merusak kota secara signifikan. Para peneliti telah memikirkan kemungkinan bahwa tsunami, gempa bumi, atau kombinasi keduanya adalah penyebabnya.

Sekitar tahun 101 SM, tanah tempat Heracleion beristirahat mengalami apa yang disebut pencairan tanah. Sebuah fenomena yang mengubah tanah liat yang tadinya kokoh menjadi rawa berair, menelan kuil-kuil megah dan mempercepat kehancuran kota tersebut.

Namun, meski mengalami kemunduran, kota ini tidak sepenuhnya sepi sampai kota ini sepenuhnya dikuasai oleh Laut Mediterania sekitar abad kedelapan Masehi.

Catatan sejarah dunia tentang Heracleion berasal dari tulisan sejarawan kuno seperti Herodotus dan Strabo, yang mengagumi keindahan dan kekayaan budayanya. Awalnya diyakini bahwa Heracleion dan kota Thonis adalah satu dan sama.

Namun belakangan diketahui bahwa “Thonis” adalah nama Yunani untuk Heracleion. Hal ini mengungkapkan bahwa orang-orang Yunani melakukan perdagangan dengan orang-orang Mesir lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Selama berabad-abad, kota kuno Heracleion tetap hilang , hanya isapan jempol belaka dalam dunia mitos dan cerita rakyat. Hingga tahun 2001, arkeolog Prancis, Franck Goddio dan timnya, menggunakan teks sejarah, magnetometer resonansi magnetik nuklir, batimetri, dan sonar untuk menemukan dan memetakan reruntuhan yang tenggelam.

Goddio dan timnya mulai memetakan kawasan sekitar pelabuhan Alexandria pada tahun 1992. Empat tahun kemudian mereka memperluas pencarian hingga ke Teluk Aboukir. Saat itulah peralatan pemetaan mereka menemukan anomali aneh di dasar laut.

Setelah diperiksa lebih dekat, terungkap bahwa kota kuno tersebut tertutup sedimen yang diendapkan oleh Sungai Nil. Pasalnya, kota ini dibangun di delta Sungai Nil yang sungainya bermuara ke laut.

Hal ini membantu para peneliti memahami mengapa kota itu hilang begitu lama. Itu terkubur di bawah dasar laut.

Setelah kota ini ditemukan kembali pada awal abad ke-21, para arkeolog berupaya melakukan survei dan memetakan kota tersebut. Namun kedalamannya membuat tujuan tersebut menjadi sangat sulit. Beberapa wilayah Heracleion terletak lebih dari 30 meter di bawah Laut Mediterania.

Untuk membantu pencarian mereka, para arkeolog menggunakan peralatan menyelam canggih, kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV), dan teknologi sonar untuk menavigasi dan menggali situs yang tenggelam.

Ekspedisi ini telah mengungkap kekayaan artefak, patung, dan kompleks candi yang sangat terpelihara. Artefak tersebut memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan sehari-hari Mesir kuno dan perannya dalam dunia kuno, serta warisan yang ditinggalkannya.

Dalam catatan sejarah dunia, penggalian bawah air di Heracleion telah menghasilkan harta karun berupa artefak yang akan menyibukkan para peneliti selama bertahun-tahun.

Dengan mempelajarinya, peneliti dapat membangun pemahaman yang lebih baik tentang seperti apa kehidupan di abad ke-8 SM. Kehadiran prasasti Yunani dan bukti hubungan perdagangan telah mengungkapkan bahwa Mesir kuno mempunyai pengaruh internasional yang lebih besar daripada yang diketahui sebelumnya.

Beberapa penemuan penting yang ditemukan di situs ini meliputi patung Hapi, patung firaun kolosal yang diyakini merupakan representasi Hapi (dewa banjir tahunan Sungai Nil). Ukuran dan detail patung ini menggarisbawahi betapa pentingnya Sungai Nil dalam kehidupan orang Mesir kuno.

Kemudian terdapat sisa-sisa Kuil Amun-Gereb, menunjukkan makna religius Heracleion. Kuil-kuil ini memainkan peran sentral dalam spiritualitas Mesir kuno dan merupakan pusat ibadah dan ritual.

Bukan hanya itu, terdapat artefak seperti tembikar, perhiasan, dan barang pecah belah memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari penduduk kota.

Pengaruh Heracleion pada Kebudayaan Modern

Penemuan kembali Heracleion tidak hanya memperkaya pemahaman sejarah dunia tetapi juga menyulut rasa ingin tahu dan kreativitas dalam budaya kontemporer. Kota ini telah menginspirasi berbagai bentuk media artistik termasuk film dokumenter, buku, dan pameran di mana masyarakat dapat mempelajari lebih lanjut tentang kota yang menakjubkan ini. 

Film dokumenter seperti “Heracleion: Sunken City of Egypt” dan “Lost Worlds: The Sunken City of Heracleion” telah menyelidiki sejarah kota tersebut dan ekspedisi arkeologi bawah air yang mengarah pada penemuannya.

Karya seperti “Heracleion: Kota Herakles” dan “Kota Mesir yang Hilang: Makam Heracleion yang Berair” mengeksplorasi sejarah kota, maknanya, dan dampak mendalam dari penemuan kembali kota tersebut.

Museum dan lembaga kebudayaan telah memamerkan artefak dan temuan dari situs bawah air. Pameran seperti “Heracleion: The Legend Revealed” memberikan apresiasi yang lebih mendalam akan signifikansinya di Mesir kuno.

Kota Heracleion yang tenggelam menawarkan jendela menarik ke masa lalu. Kota kuno ini telah mengungkap wawasan luar biasa mengenai peradaban Mesir kuno, kekayaan budayanya, dan keunggulannya sebagai pusat perdagangan dan keagamaan yang penting.

Eksplorasi Heracleion yang sedang berlangsung terus mengungkap rahasia masa lalunya dan menjelaskan kehidupan Mesir kuno.