Pada tahun 1840, Raja Prancis Louis Philippe I, mengajukan petisi kepada Inggris untuk mendapatkan jenazah Napoleon.
Pemakaman resmi kenegaraan diadakan pada 15 Desember 1840. Jenazahnya disemayamkan di Kapel St Jerome hingga tempat peristirahatan terakhir dibangun untuk mendiang kaisar.
Pada tahun 1861, jasad Napoleon akhirnya dimakamkan di dalam sarkofagus yang masih bisa dilihat di Hotel Des Invalides hingga saat ini.
Apa yang Terjadi pada Penis Napoleon?
Kisah penis Napoleon Bonaparte hampir sama menariknya dengan kisah pria itu sendiri. Penis ini telah berkeliling dunia, berpindah-pindah tangan dari para pendeta, aristokrat, dan kolektor, dan sekarang berada di sebuah lemari besi di New Jersey.
Abbe Anges Paul Vignali adalah pendeta Napoleon di St Helena. Beberapa ahli teori konspirasi abad ke-20 percaya bahwa Abbe meracuni Napoleon dan meminta penisnya sebagai bukti kekuasaannya atas kaisar yang lemah itu.
Apapun motivasinya, penis itu pasti ditempatkan di tempat penyimpanan sang pendeta, dan tetap menjadi milik keluarganya hingga tahun 1916.
Maggs Brothers, sebuah toko buku antik, membeli "benda" tersebut dari keluarga itu sebelum menjualnya ke toko buku di Philadelphia delapan tahun kemudian. Pada tahun 1927, Museum Seni Prancis di New York City meminjamkan benda tersebut untuk dipamerkan.
Selama lima puluh tahun berikutnya, Gregory menjelaskan, penis itu berpindah-pindah tangan di antara para kolektor hingga pada tahun 1977, penis tersebut dibeli oleh ahli urologi John K. Lattimer.
“Sejak membeli penis tersebut, hanya sepuluh orang di luar keluarga Lattimer yang pernah melihat artefak tersebut,” kata Gregory.