Ceritanya, Hera cemburu pada anak baru suaminya. Dengan mengandung dan melahirkan seorang anak perempuan sendiri, Zeus duanggap telah merendahkan peran Hera sebagai istrinya.
Kecemburuannya terhadap banyak anak Zeus adalah tema umum dalam mitologi Yunani. Namun, dengan Athena, tidak ada ibu yang bisa dijadikan musuh–karena Titaness Metis telah tiada.
Karena dendam, Hera memutuskan untuk memiliki anak sendiri juga. Dia dan Zeus masing-masing akan memiliki anak yang tidak dapat diklaim oleh pasangannya.
Hephaestus lahir dari keinginan Hera untuk membalas dendam pada suaminya, namun segera terlihat bahwa kelahirannya tidak seperti Athena.
Alih-alih menjadi dewa yang terbentuk sempurna seperti yang diciptakan Zeus, Mike menjelasakn, Hera justru melahirkan seorang putra yang cacat. Konon, ia memiliki permasalahan pada kakinya.
“Kondisi seperti itu dianggap sebagai kutukan oleh banyak orang di dunia kuno, terlebih lagi bagi seorang makhluk ilahi yang seharusnya mematuhi standar para dewa,” jelas Mike.
Melihat kondisi putranya, Hera merasa jijik dan melemparkannya dari Olympus. Bukan hal yang aneh di dunia kuno, jika bayi yang cacat fisik atau cacat akan dibunuh atau dibiarkan mati.
Dalam versi lainnya, Mike menjelaskan, Hephaestus tidak terlahir dengan kecacatannya. Melainkan, “Zeus sangat marah sehingga dia mengusir bayi yang baru lahir itu, dan jatuh dari puncak Olympus menyebabkan cedera yang membuatnya lumpuh.”
Setelah dibuang, ia ditemukan oleh Thetis dan para Oceanid. Mereka membesarkannya dan orang-orang kuno di pulau Lemnos melatihnya dalam bidang kerajinan dan pengerjaan logam.
Pernikahan dengan Aphrodite Mitologi Yunani
Seiring dengan berkembangnya keterampilan Hephaestus sebagai pengrajin, ia mulai mengirimkan hadiah kepada keluarganya yang terasing di Gunung Olympus. Di sisi lain, hal ini tampaknya merupakan cara untuk mengambil hati mereka dan mendapatkan dukungan mereka.