Sejarah Dunia: Kapan Orang Mulai Memberikan Hadiah Ulang Tahun?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 11 Desember 2023 | 16:55 WIB
Pangeran Thierry II dan istrinya Hildegard dari Flanders yang mempersembahkan kodeks kepada Biara Egmond. (Via Ancient Origins)

Nationalgeographic.co.id—Bagi banyak orang, hari ulang tahun mereka adalah momen yang penting dan sangat berarti. Mereka akan sangat gembira di hari istimewanya, terutama ketika teman dan keluarga menghujankan hadiah ulang tahun.

Dalam budaya saat ini, memberikan hadiah dalam tradisi ulang tahun adalah salah satu cara paling jelas untuk menunjukkan perhatian dan penghargaan kepada seseorang. Tapi kapan tepatnya tradisi ini dimulai? Apakah nenek moyang kita melakukan "ritual" yang sama? 

Sejarah Pemberian Hadiah Ulang Tahun

Gambar representasi penobatan seorang firaun. Peringatan penobatan di Mesir kuno mirip dengan ulang tahun di zaman modern. (Via Ancient Origins)

Catatan sejarah kuno menunjukkan bahwa perayaan ulang tahun telah ada selama berabad-abad. Meski demikian, praktik perayaan ulang tahun dan pertukaran hadiah kala itu mungkin belum memiliki standar atau pola yang sama seperti saat ini.

Menurut penulis Aleksa Vuckovic, dilansir dari Ancient Origins, di Mesir kuno, para Firaun merayakan ulang tahun penobatan mereka. Tradisi tersebut mirip dengan apa yang sekarang kita anggap sebagai ulang tahun. 

“Hadiah-hadiah–seringkali berupa benda-benda berharga atau tanda terima kasih–dipersembahkan kepada raja yang berkuasa,” tulis Aleksa.

Demikian pula di Mesopotamia, imbuh Aleksa, “bangsa Sumeria kuno diyakini telah menandai ‘ulang tahun’ raja-raja mereka dengan persembahan dan upeti.”

Di wilayah Yunani, mereka menghormati dewi Artemis dengan kue berbentuk bulan pada bulan kelahirannya. Sementara itu, di Romawi Kuno, ada catatan tentang para elit atau keluarga bangsawan yang merayakan ulang tahun anggota keluarga mereka dengan pesta.

Dikatakan bahwa perayaan ulang tahun pertama yang tepat seperti yang kita kenal, berasal dari Romawi kuno. Hal ini dikarenakan mereka adalah orang pertama yang benar-benar merayakan "kelahiran orang-orang biasa".

Dalam perayaan ulang tahun di Romawi Kuno, hadiah yang diberikan seringkali berupa patung-patung kecil. Banyak di antaranya dimaksudkan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.

Hong Bao, atau amplop merah, adalah hadiah ulang tahun berupa uang yang berasal dari tradisi Tiongkok kuno. (Via Ancient Origins)

Di Tiongkok kuno, perayaan ulang tahun berakar kuat pada praktik keagamaan dan budaya. Konsep Hong Bao, atau amplop merah yang berisi uang atau barang berharga lainnya, sering dikaitkan dengan ulang tahun dan acara-acara khusus.

Hong Bao adalah tradisi yang sangat tua di Tiongkok, mungkin berasal dari Dinasti Han (202 SM hingga 220 M).

“Pada hari ulang tahun, pernikahan dan acara-acara khusus lainnya, para tamu akan memberikan amplop merah yang berisi uang. Hal ini dimaksudkan untuk mengusir roh jahat dan usia tua. Tradisi ini masih bertahan hingga hari ini di seluruh Asia,” jelas Aleksa.

Makna dari "Hadiah Ulang Tahun" Selama Berabad-abad

Dalam tradisi Hindu, perayaan ulang tahun sering kali disertai dengan ritual dan upacara khusus yang menekankan aspek spiritual. Meskipun pertukaran hadiah hadir, penekanan utamanya lebih pada makna spiritual dan nilai-nilai yang ingin dinyatakan oleh pemberi hadiah.

Sementara itu, di Eropa pada periode abad pertengahan, perayaan ulang tahun lebih banyak diikuti oleh kaum bangsawan dan keluarga kerajaan. Acara ini sering kali menjadi momen yang rumit dan meriah, di mana pertukaran hadiah terjadi di antara mereka.

Acara-acara ini bukan hanya kesempatan untuk berpesta dan bersuka ria, tetapi juga kesempatan untuk bertukar hadiah di antara para bangsawan. Apa yang disebut "hadiah ulang tahun" ini berkisar dari pernak-pernik hiasan hingga barang-barang yang berguna, melambangkan kekayaan dan niat baik.

Menurut Aleksa, pengaruh kuat agama Kristen selama periode abad pertengahan juga berperan dalam membentuk perayaan ulang tahun. 

“Di banyak masyarakat Kristen, penekanannya adalah pada perayaan hari raya para santo daripada ulang tahun individu,” jelas Aleksa.

Namun, seiring dengan perkembangan penghormatan terhadap orang-orang suci, praktik peringatan kelahiran tokoh-tokoh agama yang signifikan turut berkembang. Ini mencerminkan perubahan dalam pendekatan masyarakat Kristen terhadap perayaan ulang tahun individu.

Bagi masyarakat umum pada masa itu, perayaan ulang tahun cenderung lebih sederhana. Pesta dan pertemuan komunal memang terjadi, tetapi pertukaran hadiah di antara masyarakat umum tidak selalu menjadi fokus utama.

Namun, perubahan signifikan terjadi selama masa Renaisans. Sikap masyarakat terhadap ulang tahun dan perayaan mengalami perubahan yang mencolok, memunculkan pendekatan yang lebih individual dan meriah seperti yang kita kenal saat ini.

Representasi artistik dari era Renaisans dan abad ke-17 sering menggambarkan berbagai adegan perayaan, termasuk perayaan ulang tahun. Lukisan-lukisan menampilkan pesta yang meriah, pesta topeng, dan pertukaran hadiah.

Ulang Tahun dan Hadiah Ulang Tahun di Era Modern

Pada abad ke-18 hingga ke-19, terjadi transformasi besar dalam norma-norma sosial dan perkembangan industri. Hal ini juga berpengaruh pada persepsi tentang ulang tahun serta hadiah-hadiahnya.

Pada abad ke-18, kebangkitan kelas menengah membawa perubahan signifikan dalam dinamika sosial. Hal ini membuat perayaan ulang tahun menjadi lebih umum diakses oleh berbagai segmen masyarakat.

Aleksa menjelaskan, Revolusi Industri yang berkembang pada akhir abad ke-18 hingga ke-19 juga memainkan peran penting dalam membentuk sifat perayaan ulang tahun. 

“Dengan produksi barang secara massal, berbagai barang yang terjangkau dan menarik dapat diakses oleh populasi yang lebih besar,” jelas Aleksa.

Sayangnya, dengan terjadinya dua Perang Dunia, praktik ini sempat terganggu untuk sementara waktu, tetapi kemudian berlanjut dengan baik.

Selama periode ini, ritual dan tradisi ulang tahun menjadi lebih umum. Kue ulang tahun, misalnya, mulai memiliki makna simbolis, dengan lilin yang melambangkan jumlah tahun yang dirayakan. Tindakan meniup lilin dan membuat harapan menjadi praktik yang diadopsi secara luas.

Selain itu, fokus perayaan yang tadinya hanya berpusat pada orang dewasa, merambat menjadi momen spesial yang diciptakan khusus untuk anak-anak.

(Via Ancient Origins)

Dengan munculnya teknologi, terutama pada paruh kedua abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, bentuk-bentuk baru pemberian hadiah bermunculan. 

Belanja online menjadi semakin populer, menawarkan cara yang nyaman untuk memilih dan mengirim hadiah. Hadiah digital, seperti kartu elektronik, kartu hadiah virtual, dan langganan online, menjadi hal yang umum di era internet.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kesadaran akan dampak lingkungan, yang mengarah pada pergeseran praktik pemberian hadiah. Orang-orang mulai mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk merayakan ulang tahun.