Philoxenia, Akar Norma Budaya Keramahtamahan dalam Mitologi Yunani

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 9 Desember 2023 | 14:35 WIB
Kisah Baucis dan Filemon – sepasang tetua ramah yang menjamu Zeus dan Hermes sebagai perwujudan Philoxenia. (Wikipedia/Public domain)

Nationalgeographic.co.id - Philoxenia adalah istilah yang merujuk pada budaya keramahtamahan yang berakar dari mitologi Yunani. Diterjemahkan dari bahasa Yunani, philoxenia secara harafiah berarti “teman bagi orang asing”.

Nilai keramahtamahan yang berasal dari mitologi Yunani ini berada pada atau mendekati puncak daftar kebajikan. Budaya tersebut masih mengakar dan terus hidup hingga saat ini di Yunani modern.

Philoxenia memiliki lebih dari sekadar “keramahan”. Selama ribuan tahun, semangat kemurahan hati Yunani telah menjadi norma budaya yang tertanam kuat dalam diri setiap orang di negara ini.

Bagi orang Yunani, ini adalah tentang berbagi kehidupan mereka dengan orang lain—seperti mengundang kenalan baru ke rumah Anda untuk makan Spiiko (masakan rumahan).

Bahkan saat ini, tidak jarang penduduk desa mampir ke tempat tinggal orang asing dan memberi mereka makanan lokal, seperti tomat, keju, pai bayam, atau minyak zaitun.

Bahkan terkadang, mereka juga memberikan semua makanan di atas. Hal ini dilakukan bukan karena alasan egois, atau demi kepuasan diri sendiri. Orang Yunani dengan tulus ingin berbagi budaya dan adat istiadat mereka dengan orang asing.

Dewa Zeus dan Philoxenia

Untuk memahami konsep philoxenia, pertama-tama kita harus mengungkap kisah menarik tentang bagaimana norma budaya ini muncul, ribuan tahun yang lalu di Yunani kuno.

Kita harus kembali ke masa ketika dewa Yunani Zeus memerintah semua dewa lain dalam mitologi Yunani. Faktanya, kita harus berbicara tentang Zeus dengan sedikit detail, karena berkat dewa yang paling menakutkan inilah philoxenia muncul.

Seperti diketahui, dewa Zeus adalah tokoh terhebat dalam mitologi Yunani. Ia memerintah semua dewa dan dewi yang berkumpul di alam di puncak gunungnya di Gunung Olympus bersama istrinya Dewi Hera.

Dewa Zeus adalah dewa langit, kilat, dan guntur dalam kepercayaan Yunani kuno. Mitologi dan kekuatannya mirip, meski tidak identik, dengan dewa-dewa Indo-Eropa seperti Yupiter, Perkūnas, Perun, Indra, Dyaus, dan Thor.

Dewa Zeus adalah yang paling menakutkan dari semua dewa Yunani kuno dalam segala hal, dia adalah anak dari Cronus dan Rhea.