Kastel Karon, Machu Picchu dari Tajikistan yang Hilang Ditelan Sejarah

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 16 Desember 2023 | 14:00 WIB
Terletak di ketinggian, benteng ini disebut Kastel Karon. Penemuan kembali kota ini telah menarik perbandingan dengan Machu Picchu dalam hal kepentingan sejarah. (Visit Central Asia)

Nationalgeographic.co.id – Sekilas, tempat ini tidak terlihat luas, hanya berupa padang rumput berbentuk persegi panjang di kaki bukit Pamir, Tajikistan tengah. Namun ada suatu masa ketika tanah ini bergema dengan suara gemuruh tapak kuda.

Letaknya jauh di atas Sungai Panj yang besar. Padang rumput ini diyakini merupakan arena kuno untuk olahraga buzkashi di Asia Tengah.

Padang luas ini merupakan pusat permukiman yang dulunya luas, ibu kota politik dan agama yang dihuni selama berabad-abad. Sayangnya, ibu kota kuno itu kini hilang ditelan sejarah.

Situs seluas 15 hektare ini adalah situs arkeologi paling penting di Tajikistan. Situs ini adalah kunci dari upaya nasional untuk menghidupkan kembali identitas khas Tajik dari sejarah negara yang terfragmentasi. Tempat ini diharapkan dapat menjadi magnet potensial bagi wisatawan.

Penemuan kembali kota ini telah menarik perbandingan dengan Machu Picchu dalam hal kepentingan sejarah. Para arkeolog menjulukinya Kala-i Kukhna atau Kastel Karon, karena benteng tersebut terletak di ketinggian.

Penemuan arkeologi penting di Tajikistan

Pada tahun 2012 Yusufsho Yakubov, kepala arkeolog di Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Tajikistan, dipanggil ke Distrik Darvoz. Ia diminta untuk menyelidiki gundukan puing yang aneh di atas desa kecil Ruzvat, di bagian barat Pegunungan Pamir.

Selama berabad-abad menjadi persimpangan perdagangan dan kerajaan, Tajikistan dipenuhi dengan benteng-benteng dan karavanserai yang telah lama ditinggalkan. Benteng dan karavanserai tersebut dibangun pada masa kejayaan Jalur Sutra.

Namun Yakubov langsung menyadari bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang luar biasa. “Selama bertahun-tahun situs tersebut hanya sebatas rumor,” katanya. “Saya tahu itu adalah tempat yang istimewa dalam waktu 1 jam setelah berada di sana.”

Saat tim Yakubov mulai mengerjakan gundukan tersebut, mereka mulai menggali sebuah bangunan utuh. Berukuran sekitar 1,8 meter persegi, bangunan tersebut memiliki dinding bata lumpur dan kubah di atasnya.

Pengamatan lebih dekat membuat Yakubov menyimpulkan bahwa itu adalah “kuil api”. Kuil ini dulunya merupakan tempat berteduhnya api abadi, peninggalan agama Zoroastrian. Penemuan lain segera menyusul. Makam kuno tersebar di perbukitan sekitarnya.

Penggalian yang diduga merupakan kuil air dan observatorium, serta sisa-sisa tembok pertahanan yang kokoh, memperkuat pendapat Yakubov. Menurutnya, Karon mungkin merupakan tempat yang memiliki prestise seremonial khusus.

Bukti pembuatan anggur dan pengolahan emas menunjukkan perekonomian yang pernah berkembang pesat. Koin-koin yang ditemukan di sekitar kuil api berasal dari abad kedua Masehi.

Kastel Karon. (Bakhriddin Isamutdinov)

Karon terletak di tepi barat Daerah Otonomi Gorno-Badakshan (GBAO), sebuah provinsi luas yang didominasi oleh Suku Pamir. Pengungkapan kisah Karon memiliki arti penting bukan hanya sebagai tonggak sejarah Tajik, melainkan juga sebagai lambang pembangunan bangsa. Penelitian ini menjadi bagian dari serangkaian “proyek patriotik” yang telah mengubah cakrawala Dushanbe dengan monumen-monumen mewah.

Namun, terlepas dari semua signifikansi historisnya, garis waktu Karon masih bergantung pada dugaan. “Dari ukuran situsnya, mungkin ini adalah kota berukuran sedang,” kata Pavel Lurje, kepala Studi Asia Tengah di Museum Hermitage di St. Petersburg, Rusia.

“Permukiman seperti ini sangat jarang terjadi di dataran tinggi Asia Tengah yang bahkan saat ini kehidupannya masih di pedesaan. Karon benar-benar sebuah teka-teki.”

Pada Abad Pertengahan, Lurje yakin, permukiman di Karon telah mengalami kemunduran. Sumber-sumber literatur yang jarang menyebutkan bahwa penduduk terakhirnya pindah ke Lembah Panj pada awal abad ke-17. Perpindahan tersebut mungkin disebabkan oleh mengeringnya mata air pegunungan setempat.

Saat ini Zoroastrianisme telah lama digantikan oleh Islam sebagai agama dominan di wilayah tersebut. Namun, apa sebenarnya yang memotivasi penyembunyian kuil api, masih belum diketahui oleh Yakubov.

Yang tampak jelas adalah babak terakhir dari periode panjang yang terlupakan ini terjadi pada era Soviet. Soviet mewajibkan penghapusan budaya lokal demi kepentingan komunisme revolusioner. Segera setelah Tajikistan diserap ke dalam Uni Soviet, pada tahun 1929, para insinyur Soviet memulai pembangunan M41.

M41 adalah jalan spektakuler yang melintasi dataran tinggi Murghob dan menuju pusat perdagangan Osh, di Kyrgyzstan. Kelak, jalan tersebut dikenal sebagai Pamir Highway.

Nilai penting Kastel Karon di zaman modern

Saat ini, permukiman besar yang paling dekat dengan Karon, Qalai Khumb, menjadi pos persinggahan bagi pengemudi truk jarak jauh. Semakin banyak wisatawan asing yang mengemudi dan bersepeda di tengah kepulan debu menuju ke Qalai Khumb. Restoran sederhana di pusat kota, dengan balkon yang menghadap ke sungai Obikhumbob yang deras, selalu ramai.

Namun jalur bagal apa pun yang pernah melintasi jalur tersebut telah terlupakan beberapa generasi yang lalu—sampai sekarang. Saat mendaki bukit selatan, Anda dapat mulai menghargai pentingnya situs ini secara strategis dan skala permukiman yang pernah menempatinya. Di puncaknya, terdapat kumpulan reruntuhan yang merupakan kompleks Karon yang paling terpelihara, diyakini sebagai sisa-sisa istana kerajaan.

Pamir Higway dan Sungai Paj. Pamir Highway merupakan jalan spektakuler yang melintasi dataran tinggi Murghob dan menuju pusat perdagangan Osh, di Kyrgyzstan. (Kondephy/Wikimedia Commons)

Melihat kembali ke celah tersebut, lapangan polo dikelilingi oleh padang rumput yang meruncing. Untuk memenuhi arena hari ini, Anda perlu memikat orang dari jarak berkilometer-kilometer ke segala arah.

Terlepas dari ketidakpastian seputar sejarahnya, kota ini diharapkan dapat berfungsi sebagai situs utama bagi wisata warisan budaya. Sebuah hotel mewah modern, Istana Karon, dibuka di Qalai Khumb pada tahun 2015.

Sebuah museum kecil, yang dirancang untuk menyimpan kekayaan koin, tembikar, dan artefak lain yang digali oleh tim Yakubov, sedang dalam tahap perencanaan. Sebagian besar situs ini masih belum digali.

“Kota ini mungkin tidak semegah Samarkand,” kata Yakubov, mengacu pada kota Jalur Sutra di Uzbekistan, yang terkenal dengan arsitektur Islamnya. “Tetapi hal ini sama pentingnya dengan kisah Asia Tengah.”