Sejak Kapan Manusia Berhenti Telanjang dan Mulai Berpakaian?

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 16 Desember 2023 | 12:00 WIB
Gaun Tarkhan, kemeja linen v-neck yang ditemukan di makam Dinasti Pertama di pemakaman Mesir kuno Tarkhan, merupakan pakaian tertua yang pernah ditemukan sejauh ini. (UCL)

Nationalgeographic.co.id – Saat ini pakaian telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi umat manusia. Pakaian penting bagi manusia, atau setidaknya bagi sebagian besar manusia.

Pakaian melindungi kita dari berbagai hal, memberi kita cara untuk mengekspresikan diri, dan mencegah kita ditangkap karena ketidaksenonohan di depan umum. Namun sejak kapan leluhur kita mulai memakainya?

Pakaian tertua

Sulit untuk mengetahui secara pasti sejak kapan Homo sapiens mulai berpakaian dan dengan kata lain berhenti telanjang. Bukti-bukti arkeologis tidak memberikan jawaban yang pasti. Dan jawaban mengenai kapan ini tergantung pada jenis bukti yang Anda pertimbangkan.

Bukti langsung tertua yang kita miliki adalah Gaun Tarkhan, kemeja linen v-neck yang ditemukan di makam Dinasti Pertama di pemakaman Mesir kuno Tarkhan oleh Flinders Petrie, seorang ahli Mesir kuno. Namun, baru dalam beberapa tahun terakhir, penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa pakaian tersebut dibuat antara tahun 3482 hingga 3102 SM.

Anda mungkin berpikir, “Tentunya orang-orang pernah memakai pakaian sebelumnya?” Hingga saat ini, para arkeolog belum menemukan pakaian yang lebih tua dari pakaian Tarkhan.

Hal ini tidak mengherankan. Tidak seperti saat ini, ketika banyak pakaian terbuat dari serat sintetis yang tidak dapat terbiodegradasi, pakaian lama dibuat dari serat hewani atau nabati yang dapat terbiodegradasi, seperti wol atau linen.

Gaun Tarkhan kemungkinan besar bisa bertahan karena berada di lingkungan yang sangat kering, sehingga menghambat degradasinya.

Sisa tekstil dan serat

Meskipun kemeja adalah pakaian paling awal (hampir) keseluruhan yang kita temukan, ini bukanlah bukti paling awal dari tekstil tenunan. Di sinilah penelitian mengenai kapan manusia mengatakan “tidak” terhadap ketelanjangan biasa mulai menyimpang ke bukti yang tidak terlalu langsung.

Para arkeolog, misalnya seperti dikutip IFL Science, menemukan pecahan tekstil tenunan nabati di sisa-sisa pemukiman kuno Çatalhöyük, Turki, yang diperkirakan berusia sekitar 8.500 tahun. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa orang-orang memproduksi dan mengenakan pakaian pada saat itu.

Dan jika kita tetap berpegang pada serat, ada bukti yang jauh lebih tua dibandingkan potongan kain yang ditemukan di Turki. Sekitar 1.440 kilometer jauhnya di Gua Dzudzuana, Georgia, para peneliti menemukan serat rami liar.

Beberapa serat telah dipelintir dan diwarnai dengan pigmen alami, yang disarankan oleh tim sebagai bukti penjahitan pakaian. Yang menarik, serat-serat ini berusia sekitar 30.000 tahun, sebuah lompatan yang cukup signifikan ke masa asal mula pakaian.

Menyangkut kutu

Para peneliti juga telah mengambil cara yang lebih tidak biasa untuk mendorong jangka waktu lebih jauh lagi – yaitu kutu. Ada dua jenis kutu yang memakan manusia. Pertama, kutu kepala yang menggigit kulit kepala kita. Kedua, kutu badan yang memakan tubuh.

Kutu badan juga hidup di pakaian kita. Jadi ilmuwan berteori bahwa jika mereka dapat mengetahui kapan kutu badan berasal, hal ini dapat memberikan bukti tidak langsung kapan manusia juga mulai mengenakan pakaian.

Dalam sejumlah penelitian, peneliti telah membandingkan DNA kutu kepala dan kutu badan untuk mengetahui kapan kutu badan itu muncul. Salah satu perkiraan terbaru menunjukkan bahwa kutu badan mungkin berbeda dari kutu kepala antara 83.000 hingga 170.000 tahun yang lalu, sehingga menunjukkan asal muasal pakaian pada masa itu.

Namun, ini hanyalah perkiraan kasar. Kutu badan memerlukan waktu untuk beradaptasi, sehingga pakaian mungkin sudah ada sebelum jangka waktu ini.

Yang dipaparkan semua di atas juga hanyalah bukti bahwa manusia zaman modern mengenakan pakaian. Ada tanda-tanda bahwa Neanderthal mungkin juga mengenakan mantel bulu.

Meskipun demikian, semakin jauh kita menelusuri sejarah, semakin sulit untuk menemukan bukti langsung. Bahkan mungkin kita tidak akan pernah mengetahui kebenaran sebenarnya tentang kemunculan pakaian.