Mengapa Tulang Ramalan Dianggap Penting bagi Sejarah Tiongkok Kuno?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 20 Desember 2023 | 17:00 WIB
Tulang ramalan (oracle bone) berasal tulang belikat lembu atau plastron penyu yang digunakan pada Dinasti Shang di Tiongkok kuno (1600-1046 SM). Bagi sejarah Tiongkok kuno, tulang ramalan ini merupakan peninggalan penting. Apa sebabnya? (National Museum of China )

Nationalgeographic.co.id—Tulang ramalan (oracle bone) berasal tulang belikat lembu atau plastron penyu yang digunakan pada Dinasti Shang di Tiongkok kuno (1600-1046 SM). Sesuai namanya, tulang ramalan ini digunakan untuk meramal di masa lalu. Bagaimana tulang ramalan ini digunakan oleh seorang peramal di masa lalu? Dan mengapa tulang ramalan ini dianggap sebagai peninggalan penting terkait sejarah Tiongkok kuno?

Seorang peramal akan mengukir (kemudian melukis) simbol pada tulang lembu atau cangkang kura-kura. Kemudian api didekatkan hingga sampai tulang atau cangkangnya retak. Peramal menafsirkan arah retakan melalui gambar yang muncul pada cangkang atau tulang untuk memprediksi masa depan.

Sebagian besar tulang ramalan yang ditemukan berasal dari Dinasti Shang tetapi beberapa berasal dari awal Dinasti Zhou (1046-226 SM). Praktik meramal masa depan melalui tulang ramalan dikenal dengan istilah scapulimancy (menceritakan masa depan melalui tulang bahu, hewan), plastromancy (menggunakan plastron penyu) atau pyromancy (penggunaan api).

Tulang ramalan terus digunakan pada dinasti-dinasti berikutnya tetapi tidak sesering pada masa Dinasti Shang. Tulang-tulang ini merupakan sumber utama yang penting tentang sejarah Dinasti Shang dan melahirkan aksara Tionghoa.

Sejarawan Harold M. Tanner menulis, “tulang ramalan adalah catatan tertulis paling awal dari peradaban Tiongkok. Prasasti tersebut memberi kita gambaran yang sangat selektif tentang beberapa kekhawatiran dan peristiwa yang relevan dengan elite Shang. Catatan paling awal ini berasal dari zaman pemerintahan Raja Wu Ding di akhir Dinasti Shang.”

Meskipun semua orang tertarik dengan apa yang akan terjadi di masa depan, tulang ramalan paling sering digunakan oleh kaum bangsawan. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka lebih sering berkonsultasi dengan paranormal dibandingkan dengan orang miskin.

Penggunaan tulang ramalan dalam sejarah Tiongkok kuno

Keinginan untuk mengetahui masa depan telah menjadi hal yang konstan dalam sejarah manusia. Dan masyarakat Tiongkok pada masa Dinasti Shang tidak berbeda dengan masyarakat saat ini.

Meramal pada masa Dinasti Shang dianggap sebagai sumber penting dalam pengambilan keputusan. Para peramal dianggap berhubungan dengan dunia roh para leluhur yang hidup bersama para dewa dan mengetahui masa depan. “Roh-roh ini akan berkomunikasi dengan peramal melalui tulang ramalan,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia.

Setiap peramal memiliki bidang keahliannya masing-masing (cinta, uang, atau pekerjaan) namun mereka dapat menjawab pertanyaan tentang topik apa pun.

Tulang ramalan yang terbuat dari cangkang kura-kura. (National Museum of China)

Para peramal mendapatkan tulang atau cangkangnya dan menyiapkannya sendiri. Ada juga yang membelinya dari pedagang yang mengikis dan membersihkannya. Tulang atau cangkang kemudian disimpan di toko peramal.

Jika seseorang ingin mengetahui apakah mereka harus membawa ternaknya ke pasar atau mengunjungi teman pada tanggal tertentu, mereka akan mengunjungi seorang peramal. Peramal dapat memperkirakan seberapa baik rencana mereka akan berjalan.

Orang tersebut akan mengajukan pertanyaan kepada peramal seperti, “Haruskah saya membawa lembu saya ke pasar bulan depan?” Peramal akan mengukir simbol orang tersebut, lembu, bulan berikutnya. Sebuah lubang akan dibor pada benda tersebut dan tulang akan ditempatkan di dekat api sampai retak.

Jika retakan mengarah ke satu arah, maka orang tersebut harus pergi ke pasar bersama hewan-hewan tersebut. Namun jika retakan mengarah ke arah lain, maka mereka harus menunggu.

Orang-orang di Tiongkok kuno bergantung pada para peramal ini untuk membantu membuat keputusan tentang segala jenis pilihan dalam kehidupan. Mulai dari perjodohan hingga memiliki anak, perjalanan dan keputusan keuangan, dan bahkan perang.

Tulang ramalan yang ditemukan sejauh ini berasal dari 1250-1046 SM. Temuan tersebut memberikan segala macam informasi penting tentang Dinasti Shang dalam sejarah Tiongkok kuno.

Nilai penting tulang ramalan bagi sejarah Tiongkok kuno

Tulang ramalan adalah temuan penting yang berkaitan dengan tulisan dan sejarah Tiongkok kuno. Prasasti tersebut merupakan aksara Tionghoa awal yang dapat dikenali sebagai bahasa tertulis. Prasasti-prasasti ini sangat berharga bagi para sejarawan. Pasalnya, tulang ramalan mencatat pertanyaan dan jawaban tentang kehidupan masyarakat, dan khususnya pertanyaan dan aktivitas raja.

Raja akhirnya menjadi 'kepala peramal' yang menafsirkan pesan roh melalui celah di tulang. Tulang ramalan berisi informasi tentang masa pemerintahan raja-raja Dinasti Shang selanjutnya. Juga tentang pertanyaan yang mereka ajukan, jawaban yang diterima, dan bahkan bagaimana peristiwa terjadi.

Jika seorang raja ingin mengetahui apakah ia harus menaikkan pajak, tulang ramalan mencatat pertanyaan dan jawabannya. Lalu dapat diketahui juga apakah raja mendengarkan nasihatnya dan apa hasilnya.

Tulang ramalan adalah sumber utama sejarah Dinasti Shang. Para peramal sangat cermat mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan kekhawatiran orang tersebut.

Setiap pertanyaan yang diajukan dicatat dalam empat langkah:

Masing-masing langkah ini dicatat dengan sangat cermat. Jadi, para sarjana dapat memverifikasi bahwa cerita yang sebelumnya diyakini sebagai mitos tentang Dinasti Shang ternyata benar adanya.

Para penulis Tiongkok pada dinasti-dinasti berikutnya (khususnya sebelum Dinasti Tang) menyebut Dinasti Shang sebagai semacam zaman keemasan. Prasasti tulang ramalan menunjukkan bahwa mereka punya alasan kuat untuk berpendapat demikian. Prasasti tersebut menceritakan betapa makmurnya Dinasti Shang dan bagaimana orang-orang menghabiskan waktu mereka.

Semua prasasti menegaskan apa yang ditulis oleh para sejarawan kemudian. Perincian seperti kapan kota dibangun, pembukaan lahan, permulaan usaha, tanaman yang ditanam, atau apa saja yang dijual, semuanya ditulis dalam tulang ramalan. Lewat tulang ramalan, sejarawan juga mengetahui tempat yang dikunjungi, daerah yang diperdagangkan, perjodohan, pajak yang dibayarkan, kenaikan pajak, pajak yang tidak diturunkan, peristiwa astronomi, dan aktivitasnya istana kaisar.

Sayangnya, banyak dari artefak ini dihancurkan untuk dijadikan plasebo yang dikenal sebagai tulang naga. Namun masih ada ribuan artefak lainnya yang ditemukan, diuraikan, dan diawetkan. Tulang ramalan ini menceritakan kisah orang-orang yang tinggal di Tiongkok lebih dari 2.000 tahun yang lalu.