Bangsa Skithia Menggunakan Kulit Manusia sebagai Perlengkapan Senjata

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 22 Desember 2023 | 07:00 WIB
Salah satu senjata andalan prajurit Skithia adalah busur panah. Dalam penelitian terbaru, sarung anak panah prajurit tangguh ini terbuat dari kulit manusia. (Via Ancient Origins)

Setiap prajurit juga dibekali zirah. Baju perlindungan ini terbuat dari kulit lembut dengan lempengan besi yang disusun seperti motif sisik ikan di atasnya. Seiring berjalannya waktu, peperangan Skithia juga menggunakan helm logam jenis Kuban dan Korintus.

Untuk menyerang, mereka menggunakan kapak, gada dan tombak. Beberapa tombak yang ditemukan memiliki panjang sekitar 3 meter, dan tombak 1,8 meter.

Namun, menurut peneliti Patrick Scott Smith, dilansir dari laman World History Encyclopedia, senjata paling efektif dari prajurit Skithia adalah busur. Senjata andalan ini nantinya akan ditiru oleh bangsa-bangsa berikutnya seperti Parthia, Mongol, dan Turki.

“Busur ini dibuat dalam bentuk melengkung untuk memaksimalkan akselerasi dan akurasi panah jarak jauh,” jelas Patrick. “Karena lebih pendek, busur ini ideal untuk menembakkan anak panah dari atas kuda.”

Kulit Manusia dalam Senjata Prajurit Skithia

Sebagian dari fragmen benda kulit yang dianalisis dalam penelitian ini. (Journal Plos One)

Sebuah tim antropolog dikejutkan dengan hasil penelitian mereka ketika menganalisis sampel kulit yang digunakan untuk membuat anak panah dari permukiman Skit. selain terbuat dari kulit hewan, dua sampel anak panah terbuat dari kulit manusia.

Dalam penelitian bertajuk “Human and animal skin identified by palaeoproteomics in Skithia leather objects from Ukraine”, terungkap bahwa prajurit Skithia menggunakan kulit para korbannya untuk membuat sarung anak panah.

Penggunaan kulit manusia untuk membuat perlengkapan senjata seperti sarung anak panah bisa menjadi bentuk intimidasi atau upaya untuk menciptakan dampak psikologis yang kuat pada lawan mereka.

“Dalam penelitian sistematis pertama ini, kami menggunakan metode palaeoproteomik untuk menganalisis spesies pada 45 sampel kulit dan dua benda bulu yang ditemukan dari 18 pemakaman yang digali di 14 situs Skithia yang berbeda di Ukraina selatan,” jelas Luise Orsted Brandt, selaku peneliti utama.

Meskipun sebagian besar kulit panah berasal dari kuda, sapi, kambing, dan domba, dua di antaranya berasal dari manusia.

Penemuan kulit manusia di antara pemukiman Skithia memberikan wawasan yang berharga tentang praktik budaya dan kepercayaan mereka.