Uniknya Katak 'Bertaring' Terkecil di Dunia, Ditemukan di Sulawesi

By Utomo Priyambodo, Senin, 25 Desember 2023 | 12:00 WIB
Katak 'bertaring' terkecil di dunia ditemukan di Sulawesi. (Sean Reilly)

Nationalgeographic.co.id—Sekelompok peneliti lintas negara telah mengidentifikasi spesies katak yang baru bagi sains. Ukuran katak ini hanyalah seperempat dari tubuh sepupunya dan memiliki taring kecil.

Secara umum, gigi katak bukanlah sesuatu yang bisa dilihat secara jelas. Gigi tersebut terlihat seperti tusukan peniti kecil yang melapisi rahang atas.

Yang menarik, katak yang baru ditemukan ini mempunyai adaptasi yang aneh: dua “taring” bertulang menonjol keluar dari tulang rahang bawahnya. Mereka menggunakan taringnya untuk bertarung satu sama lain demi memperebutkan wilayah dan pasangan, dan terkadang bahkan untuk berburu mangsa bercangkang keras seperti kelabang raksasa dan kepiting.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE pada 20 Desember 2023, para peneliti telah mendeskripsikan spesies baru katak bertaring ini: katak terkecil yang pernah ditemukan. Katak ini ditemukan hidup di sungai di Asia Tenggara.

“Spesies baru ini berukuran kecil dibandingkan dengan katak bertaring lainnya di pulau tempat ia ditemukan, berukuran sekitar seperempatnya,” kata Jeff Frederick, peneliti pascadoktoral di Field Museum di Chicago dan penulis utama studi tersebut, yang melakukan penelitian itu sebagai bagian disertasinya di University of California, Berkeley.

“Banyak katak dalam genus ini berukuran raksasa, beratnya mencapai dua pon (0,9 kilogram). Pada skala besar, spesies baru ini memiliki berat yang hampir sama dengan uang receh.”

Bekerja sama dengan Museum Zoologi Bogor, tim dari McGuire Lab di Berkeley menemukan katak tersebut di Sulawesi. Sebuah pulau pegunungan terjal yang merupakan bagian dari Indonesia.

“Ini adalah pulau raksasa dengan jaringan pegunungan yang luas, gunung berapi, hutan hujan dataran rendah, dan hutan awan di pegunungan. Kehadiran semua habitat yang berbeda ini berarti bahwa besarnya keanekaragaman hayati pada banyak tumbuhan dan hewan yang kami temukan di sana luar biasa -- menyaingi tempat-tempat seperti Amazon," kata Frederick.

Saat melakukan perjalanan melintasi hutan, anggota tim peneliti amfibi dan reptil gabungan Amerika-Indonesia melihat sesuatu yang tidak terduga pada dedaunan anakan pohon dan batu-batu besar yang tertutup lumut: sarang telur katak.

Katak adalah hewan amfibi. Mereka mengeluarkan telur yang terbungkus oleh jeli, bukan cangkang pelindung yang keras.

Agar telurnya tidak mengering, kebanyakan amfibi bertelur di air.

Yang mengejutkan tim peneliti, mereka terus melihat kumpulan telur terestrial di dedaunan dan batu-batu besar berlumut beberapa meter di atas tanah.