Ancaman Kepunahan Bunga Terbesar di Dunia yang Tumbuh di Indonesia

By Utomo Priyambodo, Selasa, 26 Desember 2023 | 12:00 WIB
Rafflesia banaoana, salah satu spesies dari genus Rafflesia, kelompok tumbuhan yang memiliki bunga terbesar di dunia. Jenis bunga lainnya, Rafflesia patma, banyak tumbuh di Indonesia. (Chris Thorogood)

Pertama, perlindungan yang lebih besar terhadap habitat Rafflesia, menyasar populasi yang paling berisiko. Perlindungan habitat diidentifikasi sebagai satu-satunya alat terbaik untuk konservasi Rafflesia.

Asia Tenggara mempunyai hutan yang paling cepat hilang di dunia. Selain itu, banyak populasi Rafflesia yang diketahui berada dekat dengan pemukiman manusia yang terus berkembang.

Kedua, pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman Rafflesia yang ada, untuk membantu pengambilan keputusan. Spesies Rafflesia diperkirakan masih belum terdokumentasikan, sementara spesies lainnya telah punah bahkan sebelum diketahui oleh sains.

Kita tidak dapat melindungi apa yang tidak kita ketahui keberadaannya, sehingga diperlukan ekspedisi pengambilan sampel dan analisis genetik untuk memahami berapa banyak spesies Rafflesia yang sebenarnya ada.

Ketiga, mengembangkan metode agar berhasil menyebarkan Rafflesia di luar habitat aslinya. Hal ini dapat mencakup pencangkokan tanaman merambat yang terinfeksi Rafflesia ke tanaman merambat yang tidak terinfeksi untuk spesies yang kemungkinan besar akan mengalami kerusakan habitat.

Keempat, memperkenalkan inisiatif ekowisata baru untuk melibatkan masyarakat lokal dalam konservasi Rafflesia. Menyediakan pendanaan dan pelatihan bagi pemandu spesialis lokal akan menjadi cara yang efektif untuk membantu melindungi populasi Rafflesia lokal dan meningkatkan kesadaran akan perlunya konservasi.

Terlepas dari tantangan yang ada, penelitian ini juga menyoroti kisah sukses berharga yang dapat memberikan wawasan penting bagi konservasi Rafflesia di tempat lain.

Contohnya, Kebun Raya Bogor di Jawa Barat, Indonesia, telah menjadi pusat unggulan perbanyakan Rafflesia, setelah serangkaian momen pembungaan yang sukses, termasuk 16 untuk spesies Rafflesia patma. Kegiatan berbagi pengetahuan akan membantu menyebarkan praktik terbaik ke daerah-daerah yang memerlukan hal ini dengan segera.

Di Sumatra Barat, kelompok masyarakat desa memperoleh manfaat dari ekowisata Rafflesia dengan membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang terhubung ke media sosial. Banyak dari mereka yang mengumumkan peristiwa mekarnya Rafflesia di platform media sosial untuk membangun kesadaran masyarakat, dan untuk menarik wisatawan yang membayar sambil secara hati-hati mengelola risiko, misalnya menginjak tanaman itu. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikembangkan sebagai template untuk disebarluaskan ke daerah-daerah di mana keterlibatan masyarakat dalam konservasi Rafflesia masih langka.

Chris Thorogood, Wakil Direktur University of Oxford's Botanic Garden dan penulis studi tersebut, mengatakan bahwa studi baru ini menyoroti bagaimana upaya konservasi global yang diarahkan pada tanaman yang betapapun ikonikny masih tertinggal dibandingkan upaya hewan.

"Kita sangat membutuhkan pendekatan terpadu dan lintas wilayah untuk menyelamatkan beberapa bunga paling menakjubkan di dunia ini, yang sebagian besar kini berada di ambang kepunahan," ucapnya.

Adriane Tobias, ahli kehutanan dari Filipina, mengatakan, "Masyarakat adat adalah salah satu penjaga terbaik hutan kita, dan program konservasi Rafflesia akan lebih berhasil jika melibatkan masyarakat lokal. Rafflesia berpotensi menjadi ikon baru konservasi di kawasan tropis Asia.