Tragedi Erfurt, 60 Bangsawan Tewas di Jamban Sejarah Abad Pertengahan

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 31 Desember 2023 | 13:52 WIB
Bencana jamban Erfurt tahun 1184 telah menelan sebanyak 60 orang menjadi korban jiwa dalam sejarah Abad Pertengahan. (History Defined)

 

Nationalgeographic.co.id—Bencana jamban Erfurt tahun 1184 dalam sejarah Abad Pertengahan menjadi sebuah tragedi aneh yang tak terlupakan.

Berawal dari adanya sebuah pertemuan para bangsawan, namun acara berakhir kacau karena menelan korban jiwa, tenggelam dalam kotoran di dalam sebuah gereja di Jerman modern.

Insiden yang dalam bahasa Jerman dikenal sebagai Erfurter Latrinensturz ini merupakan bencana yang luar biasa sekaligus hasil dari pertikaian politik pada masa itu. Lalu, bagaimana awal mulanya?

Kota Erfurt di Jerman telah ada sejak abad ke-8, dan dulunya merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Benteng Petersberg yang legendaris sangat terkait dengan sejarah kota.

Di antara bangunan yang bertahan pada periode awal benteng ini adalah Gereja Santo Petrus, tempat bencana jamban Erfurt yang malang namun sebagian besar tidak diketahui dilaporkan terjadi pada abad ke-12.

Insiden tersebut rupanya melibatkan sejumlah besar bangsawan dan pejabat tinggi yang mengalami nasib buruk ketika lantai gereja Abad Pertengahan runtuh karena beban mereka, menjatuhkan mereka ke jamban di bawahnya.

Tragedi Erfurt Bersamaan dengan Pertikaian Politik

Peristiwa Erfurt terjadi bersamaan pada periode perselisihan politik besar yang disebabkan oleh perebutan kekuasaan terus-menerus antara bangsawan feodal dan pemimpin agama Gereja Katolik Roma.

Pada saat itu, Erfurt diperintah oleh Raja Heinrich VI (juga dikenal sebagai Raja Henry VI) dari dinasti Hohenstaufen. Dia adalah salah satu raja Jerman yang memerintah wilayah tersebut selama sejarah Abad Pertengahan.

Salah satu konflik tersebut terjadi antara Conrad dari Wittelsbach, yang merupakan Uskup Agung Mainz (juga dikenal sebagai Conrad I), dan Ludwig III, Landgrave dari Thuringia. Tidak jelas secara pasti apa yang memicu konflik tersebut, namun kemungkinan besar hal tersebut berkaitan dengan sengketa tanah atau masalah penguasaan tanah dalam sejarah Abad Pertengahan.

Apa pun masalahnya, Raja Heinrich VI diyakini ingin menyelesaikan konflik antara kedua pria tersebut untuk selamanya. Saat dia berjalan melewati wilayah tersebut, dia mengadakan pertemuan yang melibatkan sejumlah bangsawan dan pejabat tinggi di wilayah tersebut.

Beberapa pihak mungkin diharapkan bertindak sebagai mediator selama negosiasi. Detail sejarah Abad Pertengahan tentang pertemuan para bangsawan di Erfurt abad ke-12 masih belum jelas.