Kisah Baldwin IV, Raja Yerusalem Penderita Kusta Hingga Kematiannya

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 1 Januari 2024 | 15:00 WIB
Ilustrasi Baldwin IV dari Yerusalem, raja penderita kusta dalam catatan sejarah dunia. (Brief History of the World)

Nationalgeographic.co.id – Baldwin IV dari Yerusalem adalah salah satu tokoh paling menarik dan tragis pada abad ke-12 dalam sejarah dunia. Sosoknya dikenal sebagai raja penderita kusta.

Dia didiagnosis menderita kusta pada usia sembilan tahun. Baldwin IV menjadi raja Yerusalem pada usia tiga belas tahun ketika ayahnya, Almaric, tiba-tiba meninggal karena disentri.

Meskipun masih kecil, Baldwin adalah seorang penguasa pemberani dan tekun yang melakukan yang terbaik untuk melindungi kerajaannya dari kemajuan tentara Muslim.

Namun terlepas dari upayanya, kerajaan Baldwin perlahan mulai mengalami kemunduran dan kondisi kesehatannya semakin memburuk. Penyakitnya merupakan pukulan telak bagi raja muda itu dan seharusnya berdampak pada kehidupan singkatnya, tetapi tampaknya Baldwin IV bertekad untuk memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya.

Meskipun menderita penyakit, ia tidak pernah dipisahkan dari rakyatnya dan terus memerintah Yerusalem dengan kebijaksanaan dan keberanian yang menjadi inspirasi bagi rakyatnya.

Baldwin memerintah hingga ia meninggal pada tahun 1185. Baldwin IV sering dianggap sebagai pahlawan Yerusalem. Kisah tragisnya mengingatkan kita akan keberanian dan keteguhan jiwa manusia.

Kehidupan Awal Baldwin IV dalam Sejarah Dunia

Baldwin IV lahir pada tahun 1161, putra Amalric, Pangeran Jaffa dan Ascalon. Istri pertamanya, Agnes dari Courtenay. 

Tak lama kemudian, Almaric menjadi Raja Yerusalem pada tahun 1163. Saat ia lahir, Yerusalem berada di bawah kekuasaan kaum Frank yang dikenal dengan tentara salib, yang berasal dari Eropa Barat.

Baldwin IV dilatih dan disekolahkan seperti anak bangsawan lainnya pada masa itu. Silsilahnya datang dengan harapan untuk menjadi pejuang dan pemimpin hebat seperti nenek moyang sebelumnya. 

Sekitar sembilan tahun, Amalric mengirim Baldwin ke William dari Tirus. Di bawah bimbingan William, Baldwin belajar tentang Tuhan, sejarah dan peperangan. Selama waktu ini, William mencatat bahwa Baldwin tampaknya tidak merasakan apa-apa di lengan dan tangan kanannya.

Ayah Baldwin merahasiakan penyakitnya dari publik, karena takut akan apa yang akan terjadi padanya.