Dunia Hewan: Populasi Elang Jawa Dapat Pulih Selama Hutan Lestari

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 5 Januari 2024 | 16:00 WIB
Seekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) yang telah dipasangi wing marker (penanda sayap). Upaya konservasi burung raptor ini perlu dilakukan dengan menjaga hutan primer. (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id—Elang jawa (Nisaetus bartelsi) punya peran penting bagi ekosistem. Mereka adalah burung pemangsa yang mengontrol hewan hama seperti tikus di alam liar.

Predikat elang jawa sebagai burung pemangsa, menandakan perannya sebagai bioindikator. Bagi ilmuwan, bioindikator adalah petunjuk penting akan kondisi kesehatan suatu ekosistem. Dengan adanya burung pemangsa, elang jawa berkontribusi dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan ketahanan habitat.

Oleh karena itu, konservasi elang jawa sangat diperlukan. Hanya saja, status konservasinya hari ini "terancam punah" oleh IUCN sejak 1993. Kecantikannya, bulunya yang memiliki warna indah, dan agresifnya, menjadi daya tarik bagi pemburu yang mendorong elang jawa pada ancaman kepunahan.

Seperti satwa liar pada umumnya, perburuan elang jawa didorong oleh perdagangan. Anda dapat dengan mudah menemukan penjualan elang jawa secara daring. Hal ini mendesak untuk mempertahankan konservasi satwa liar.

Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015 menyerukan agar elang jawa harus ditingkatkan populasinya sebesar 10 persen. Angka ini menyatakan keseriusan pemerintah untuk konservasi burung eksotis itu.

Tidak ada yang tahu pasti ada berapa elang jawa yang tersisa di habitatnya. Melacak keberadaan mereka cukup sulit, sehingga sulit dipelajari oleh para ilmuwan. Yang pasti, mereka memilih lokasi bersarang yang terpencil guna menjaga diri mereka sendiri.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa upaya penting lainnya untuk menjaga elang jawa tidak cukup dengan menghentikan atau mencegah perburan liar.

Tindakan lain yang diperlukan adalah perlindungan habitat hutan primer di Jawa yang kini tidak luas lagi. Hutan primer sangat penting bagi elang jawa supaya bisa berkembang biak dengan sukses.

Masih ada harapan untuk konservasi elang jawa

Menjaga hutan primer sebagai sarana konservasi pengembangbiakkan elang jawa didasari oleh pengamatan tempat habitat. Penelitian yang dipimpin oleh Syartinilia dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) melaporkan, sebenarnya ditemukan banyak perubahan habitat elang jawa di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur antara 2008 dan 2019.

Meski demikian, terdapat beberapa bidang hutan primer yang dihuni oleh elang jawa dan sarangnya. Hal itu menandakan bahwa konservasi elang jawa berlangsung. Ditemukan pula pertumbuhan populasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Syartinilia dan tim berpendapat, hutan primer yang luas dan menjadi habitat elang jawa sangat membantu dalam berkembang biak. Elang jawa pun dapat beradaptasi pada petak lahan hutan berukuran kecil.