Dunia Hewan: Populasi Elang Jawa Dapat Pulih Selama Hutan Lestari

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 5 Januari 2024 | 16:00 WIB
Seekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) yang telah dipasangi wing marker (penanda sayap). Upaya konservasi burung raptor ini perlu dilakukan dengan menjaga hutan primer. (Lutfi Fauziah)

Dengan demikian, habitat, walau sekecil apa pun, dapat menjadi "batu loncatan" untuk menjadi benteng bagi elang jawa bisa bersarang. Tentunya, keberadaannya di hutan daratan rendah dekat pertanian bisa membantu masyarakat dari serangan hama.

Selain itu, makalah yang dipublikasikan di Journal of Raptor Research pada 27 Desember 2023 menyerukan pemantauan dengan metode mutakhir.

Makalah bertajuk "Population Estimates of the Endangered Javan Hawk-Eagle Based on Habitat Distribution Modeling and Patch Occupancy Surveys" menggunakan pendekatan terbaru yang dapat menjadi contoh, seperti penggunaan citra satelit beresolusi tinggi.

Mereka memperhitungkan kawasan habitat pada faktor-faktor penting seperti kemiringan, ketinggian, dan tutupan vegetasi.

Penggunaan metode baru ini sangat penting untuk pemantauan elang jawa ke depannya. Pasalnya, ancaman seperti perburuan liar dan penampakannya yang jarak, membuat perkiraan spesiesnya pun lebih rendah dan tidak akurat. Padahal, mengetahui letak penyebaran dan populasinya sangat diperlukan dalam upaya konservasi habitat elang jawa di hutan dioptimalkan.

Oleh karena itu, temuan ini juga menyarankan agar pemantauan elang jawa perlu metode yang lebih baik lagi seperti survei hunian jangka panjang, survei lapangan untuk verifikasi, pemantauan habitat, dan studi pelacakan.

"Penelitian ini perlu dilakukan karena informasi wilayah jelajah yang sesuai dengan kualitas habitat penting untuk memperkirakan populasi yang mendekati kondisi yang ada,” kata Syartinilia, dikutip dari pernyataan 21 November 2023.