Kelompok ini mengembangkan reputasi sebagai pejuang yang sengit selama Perang Salib. Mereka didorong oleh semangat keagamaan dan dilarang mundur kecuali jika kalah jumlah.
Para Templar membangun banyak kastil dan berperang. Sering kali mereka memenangkan pertempuran melawan tentara Islam. Gaya bertarung mereka yang tak kenal takut menjadi model bagi ordo militer lainnya.
Namun, kekuasaan dan kekayaan Kesatria Templar segera menarik perhatian musuh-musuh mereka, termasuk Raja Philip IV dari Perancis.
Philip, yang berhutang banyak pada ordo tersebut, melihat peluang untuk menyita aset mereka dan membasmi saingannya yang kuat. Dia melancarkan kampanye melawan Kesatria Templar, menuduh mereka melakukan bid'ah, penistaan, dan kejahatan lainnya.
Philip memerintahkan penangkapan semua Kesatria Templar di Perancis pada 1307. Kemudian, ia menuduh mereka melakukan berbagai kejahatan, termasuk menyembah berhala misterius yang dikenal sebagai Baphomet, terlibat dalam tindakan homoseksual, dan menyangkal keilahian Kristus.
Tuduhan tersebut sebagian besar tidak berdasar. Namun, Kesatria Templar menjadi sasaran penyiksaan brutal dan dipaksa untuk mengakui kejahatannya.
Pengadilan dan penganiayaan terhadap Kesatria Templar berlangsung selama beberapa tahun, dan banyak anggota ordo tersebut dibakar atau dipenjara seumur hidup.
Pada 1312, Gereja Katolik secara resmi membubarkan ordo tersebut, dan aset mereka disita oleh raja dan bangsawan lainnya.
Nasib para Kesatria Templar dalam sejarah Perang Salib yang tersisa diselimuti misteri. Banyak teori dan legenda seputar kematian mereka.
Beberapa orang percaya bahwa ordo tersebut bergerak di bawah tanah, terus ada secara rahasia dan memengaruhi jalannya sejarah.
Ada juga yang menyatakan bahwa Kesatria Templar memiliki pengetahuan dan peninggalan rahasia, termasuk Cawan Suci, yang masih tersembunyi hingga hari ini.
Warisan Kesatria Templar