Sejarah Perang Salib Pertama: Pembantaian Hingga Penaklukan Yerusalem

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 9 Januari 2024 | 11:20 WIB
Pembantaian besar-besaran dalam penaklukan kota Yerusalem dianggap akhir dari sejarah Perang Salib Pertama. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Tentara Salib berhasil merebut kota Yerusalem dianggap menandai akhir dari Sejarah Perang Salib Pertama.

Perang Salib Pertama diprakarsai oleh seruan Paus Urbanus II pada tahun 1095 di Konsili Clermont, menggerakkan gerakan besar-besaran para kesatria dan petani menuju Tanah Suci.

Didorong oleh semangat keagamaan, janji pengampunan dosa dan iming-iming tanah serta kekayaan, ribuan orang memulai perjalanan yang sulit ini.

Pada bulan Agustus 1096, berbagai kelompok Tentara Salib telah memulai perjalanan mereka melintasi Eropa, berkumpul di Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium.

Pada tahun 1097, Tentara Salib mengepung Nicea, sebuah kota yang saat itu berada di bawah kendali Turki Seljuk, dan merebutnya pada bulan Juni.

Kemenangan ini diikuti dengan perjalanan yang melelahkan melalui Anatolia, di mana mereka tidak hanya menghadapi musuh tetapi juga kenyataan pahit berupa kelaparan dan penyakit.

Pertempuran Dorylaeum pada tanggal 1 Juli 1097 merupakan kemenangan penting bagi Tentara Salib, meningkatkan moral mereka dan melemahkan perlawanan Turki di wilayah tersebut.

Pada bulan Oktober 1097, Tentara Salib mencapai dan mengepung Antiokhia. Pengepungan yang berlangsung hingga Juni 1098 dan ditandai dengan pertempuran sengit dan kondisi yang menyedihkan.

Penaklukan Antiokhia merupakan titik balik yang secara signifikan memperkuat posisi Tentara Salib. Namun, perselisihan internal dan perebutan kekuasaan di antara para pemimpin Tentara Salib menandai periode ini, menyoroti interaksi yang kompleks antara motif agama dan ambisi politik.

Perjalanan dari Antiokhia ke Yerusalem tertunda karena perselisihan ini dan kebutuhan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di wilayah yang baru direbut.

Baru pada bulan Januari 1099 Tentara Salib, yang kini merupakan kekuatan yang tangguh dalam pertempuran dan lebih sadar akan strategi, melanjutkan perjalanan mereka menuju Yerusalem.

Pengepungan Yerusalem tahun 1099