Kaum Pythagoras adalah kelompok yang sangat tertutup, dan menyembunyikan karya mereka dari wacana publik. Minat mereka tidak hanya terletak pada matematika dan filsafat alam, tetapi juga pada metafisika dan agama. Dia dan lingkaran dalamnya percaya bahwa jiwa bermigrasi setelah kematian ke tubuh makhluk lain.
Mereka mengira hewan bisa menampung jiwa manusia. Akibatnya, mereka menganggap memakan hewan sebagai kanibalisme.
Ajaran Matematika
Terlepas dari kehidupannya yang penuh petualangan sebagai seorang pemuda, ajaran, teori, dan kontribusinya terhadap sains dan matematikalah yang paling penting bagi kita saat ini.
Pythagoras memiliki tujuan yang sangat spesifik untuk dicapai melalui ajarannya dan dia dengan penuh semangat berusaha untuk menyebarkan ilmunya kepada murid-muridnya sehingga mereka dapat lebih memahami hukum alam.
Para pendukung dan muridnya percaya bahwa esensi segala sesuatu dalam kehidupan dapat ditemukan dalam angka dan matematika.
Pythagoras juga seorang penemu hebat dan dikreditkan dengan serangkaian inovasi seperti Teorema Pythagoras, yang memperkuat warisannya.
Teorema yang sekarang menyandang namanya mungkin ditemukan di India oleh Baudhayana sekitar 800 SM – tetapi hanya sebagai observasi empiris.
Semua sumber sejarah resmi sepakat bahwa Pythagoras adalah orang yang membuktikan dan menganalisis teorema tersebut secara ilmiah dengan menggunakan geometri teoretis, bukti logis, penggaris, dan kompas sebagai alatnya.
Penemuan Pythagoras lainnya adalah Piala Pythagoras atau Piala Greedy. Tradisi lokal di Samos mengatakan bahwa dia membuat cangkir untuk minum anggur secukupnya.
Di dalamnya, ada garis yang menentukan tingkat maksimum anggur yang dapat diisi oleh cangkir tersebut. Tetesan di atas garis itu dan cangkir secara otomatis mengosongkan isinya dari lubang tersembunyi di alasnya.