Nationalgeographic.co.id—Shinigami adalah dewa kematian yang memainkan peran penting di akhirat dalam cerita rakyat Jepang.
Pengaruh mereka dapat dilihat di seluruh budaya Jepang, mulai dari seni tradisional, anime dan manga popular.
Roh dan dewa adalah bagian dari budaya Jepang, tetapi Shinigami baru bergabung dalam narasi tersebut sekitar abad ke-18 atau ke-19.
Shinigami sering dikaitkan dengan Grim Reaper atau Malaikat Maut. Dewa kematian baru ini tidak muncul sampai ide Jepang bercampur dengan budaya Barat. Shinigami bercampur dengan kepercayaan tradisional Buddha, Tao, dan Shinto.
Dalam kebanyakan kasus, mereka dianggap makhluk baik hati yang membimbing orang mati menuju akhirat.
Meskipun banyak yang menganggap mereka mirip dengan Malaikat Maut, sebagian besar literatur menggambarkan mereka sebagai sesuatu yang tidak terlalu menakutkan.
Dari segi penampilan, belum ada yang tahu pasti seperti apa rupa seorang Shinigami. Meskipun Grim Reaper memiliki penampilan yang berbeda dan membawa sabit, Shinigami dapat bersembunyi di depan mata.
Mereka dikatakan mengenakan kimono hitam dan memiliki rambut putih panjang, tapi deskripsinya kurang lebih spesifik.
Beberapa karya seni memperlihatkan penampilan kecil mereka yang kekanak-kanakan, sementara yang lain membuat mereka terlihat seperti wanita tua yang kurus.
Dapat dikatakan bahwa mereka bukanlah makhluk yang paling konsisten dalam cerita rakyat Jepang karena kemunculan mereka baru-baru ini dalam sejarah.
Hal penting yang harus diingat adalah bahwa mereka adalah makhluk baik hati yang membimbing orang mati menuju akhirat.
Tentu saja, ketakutan terhadap kematian adalah hal yang wajar, tetapi Shinigami menawarkan transisi yang lebih damai ke kehidupan selanjutnya.