Mengapa Kaisar Honorius Melarang Penggunaan Celana?
Honorius, lahir pada tahun 384 M, naik takhta sebagai Kaisar Romawi Barat pada tahun 395 M, setelah kematian ayahnya, Theodosius I.
Pemerintahannya, yang berlangsung hingga kematiannya pada tahun 423 M, ditandai dengan serangkaian tantangan yang mengancam tatanan Kekaisaran Romawi Barat.
Sejak awal, pemerintahan Honorius dibayangi oleh bimbingan Stilicho, seorang jenderal setengah Vandal yang menjabat sebagai wali dan pelindung kaisar muda.
Di bawah bimbingan Stilicho, kekaisaran melewati serangkaian ancaman eksternal, terutama Perang Gotik yang berpuncak pada penjarahan Roma yang terkenal oleh Visigoth di bawah pimpinan Raja Alaric pada tahun 410 M.
Meskipun kekaisaran menghadapi musuh dari luar, perselisihan internal juga menimbulkan permasalahan yang sama.
Hubungan antara Honorius dan Stilicho menjadi tegang. Hal ini menyebabkan Stilicho dieksekusi pada tahun 408 M atas tuduhan konspirasi dalam sejarah Romawi kuno.
Keputusan ini didorong oleh intrik istana dan meningkatnya paranoia Honorius, melemahkan kepemimpinan militer kekaisaran pada saat yang kritis.
Selain tantangan militer dan politik, pemerintahan Honorius juga ditandai dengan perubahan budaya dan masyarakat yang signifikan.
Wilayah kekaisaran yang luas dan interaksi dengan berbagai suku 'barbar' menyebabkan terjadinya percampuran budaya, yang tercermin dalam segala hal mulai dari seni hingga pakaian.
Celana menjadi titik fokus medan pertempuran simbolis ini. Berasal dari daerah di luar kekaisaran, khususnya di kalangan suku Jerman dan Persia, celana panjang dipandang sebagai pakaian 'orang barbar'.
Desainnya, cocok untuk menunggang kuda dan iklim yang lebih dingin, sangat kontras dengan pakaian tradisional yang dikaitkan dengan mode Romawi.