Selidik Fakta Kemiskinan Merajalela di Sejarah Abad Pertengahan

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 18 Januari 2024 | 16:00 WIB
Sejarah Abad Pertengahan disebut sebagai masa kegelapan, ketidakpedulian dan kebrutalan. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah Abad Pertengahan adalah periode yang berlangsung kira-kira dari abad ke-5 hingga ke-15. Dalam hal ini sering digambarkan dalam budaya populer sebagai masa kegelapan, ketidakpedulian dan kebrutalan.

Namun penokohan tersebut didasarkan pada beberapa mitos yang terus dilestarikan seiring berjalannya waktu. Berikut mitos terbesar tentang Abad Pertengahan yang masih diyakini orang. 

Abad Pertengahan adalah masa peperangan yang tiada henti

Mitos umum tentang sejarah Abad Pertengahan adalah masa peperangan dan kekerasan yang tiada akhir. Meskipun benar bahwa periode ini banyak terjadi konflik, penting untuk dicatat bahwa ada juga periode yang relatif damai dalam jangka waktu lama.

Selain itu, banyak pertempuran yang terjadi pada Abad Pertengahan dimotivasi oleh ideologi agama atau politik, bukan sekedar agresi atau haus darah.

Secara khusus, gerakan 'Damai Tuhan' adalah gerakan abad pertengahan yang berupaya mengurangi kekerasan dan peperangan di Eropa selama abad ke-10 dan ke-11.

Gerakan ini muncul sebagai respon terhadap meluasnya kekerasan dan ketidakstabilan, yang bertujuan untuk menetapkan kode etik yang akan melindungi kehidupan dan harta benda non-kombatan, seperti petani, pendeta, dan pedagang.

Gerakan Damai Tuhan dipromosikan oleh Gereja Katolik, dan didasarkan pada keyakinan bahwa kekerasan adalah dosa yang akan membawa pada kutukan abadi.

Gerakan ini juga didukung oleh para penguasa setempat, yang menyadari bahwa mengurangi kekerasan akan membantu meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah mereka.

Semua orang di Abad Pertengahan miskin dan hidup dalam kemelaratan

Sejarah Abad Pertengahan sering kali digambarkan sebagai masa kemiskinan dan kemelaratan yang parah, dengan sebagian besar penduduknya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.