Nasib Akhir Kesatria Templar Dituduh Homoseksual dan Sembah Baphomet

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 19 Januari 2024 | 12:33 WIB
Kesatria Templar dalam sejarah Perang Salib adalah ordo militer yang kuat dan kaya. (The Print Collector/ Getty Images)

 

Nationalgeographic.co.id—Kesatria Templar dalam sejarah Perang Salib terus memikat orang-orang di dunia modern karena sejarah mereka yang menarik dan misterius, yang melibatkan tokoh-tokoh kuat, perkumpulan rahasia, dan konspirasi.

Keterkaitan mereka dengan mitos dan legenda seperti Cawan Suci dan harta karun, serta pengaruhnya terhadap budaya dan masyarakat Barat, semakin menambah minat terhadap cerita mereka.

Selain itu, Kesatria Templar terkait dengan berbagai teori konspirasi dan perkumpulan rahasia, membuat banyak orang percaya bahwa pengaruh mereka masih dapat dirasakan hingga saat ini.

Setelah pasukan Kristen menaklukkan Yerusalem pada tahun 1099, orang-orang Eropa mulai berbondong-bondong melakukan ziarah ke Tanah Suci. Dalam perjalanan, mereka sering diserang oleh bandit, atau bahkan tentara Perang Salib.

Untuk melindungi para pelancong dan membantu mempertahankan negara-negara Kristen baru di Timur Tengah, sekelompok kecil pejuang membentuk Kesatria Templar. 

Selama dua abad berikutnya, Ordo ini menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang kuat di seluruh Eropa. Kesatria Templar menciptakan model berbeda di mana anggotanya adalah para biarawan, yang bersumpah pada kemiskinan, kesucian, kepatuhan dan berkomitmen untuk memerangi “orang-orang kafir” di Tanah Suci.

Menjanjikan untuk melayani tujuan Kristen, mereka menerima pengakuan kepausan pada konsili Troyes di Champagne pada tahun 1129.

Berdasarkan “Aturan Para Templar,” sebuah kode rinci yang mengatur perilaku sehari-hari, para kesatria diharuskan menjalani kehidupan yang sederhana. Mereka hanya boleh makan daging tiga kali seminggu, kecuali pada hari libur khusus, karena makan daging dianggap merusak tubuh.

Pakaian bulu dan mewah dilarang. Begitu pula dengan sepatu runcing dan tali sepatu, karena ”hal-hal yang menjijikkan ini adalah milik orang-orang kafir”.

Tentu saja, kesucian adalah suatu keharusan, dan para Templar dilarang mencium wanita mana pun, bahkan ibu mereka sendiri. Melanggar peraturan bisa berarti dipukuli, dikeluarkan dari persaudaraan, atau harus makan di lantai.

Meskipun mereka dikenal karena kesalehan dan kesiapan mereka untuk memperjuangkan penyebaran agama Kristen, Kesatria Templar terkadang menasihati rekan-rekan Tentara Salib agar tidak melakukan tindakan gegabah.