“Salah satu penjelasan di balik persepsi ukuran penis yang berlebihan dalam lukisan yang diproduksi pada abad ini adalah meluasnya penggunaan internet dan paparan media lain, yang melanggengkan hubungan antara ukuran penis dan maskulinitas, kekuatan, dan kepuasan pasangan,” tulis tim peneliti. Mereka menambahkan bahwa pornografi mungkin telah mengubah ukuran penis "ideal" untuk pria.
“Dengan maraknya pornografi, ukuran penis yang terlalu besar, dan reaksi perempuan yang berlebihan terhadap hal tersebut dapat membuat pria membandingkan ukuran penis mereka dengan ukuran penis orang lain, termasuk pria yang ditampilkan dalam konten pornografi.”
Tim tersebut menunjukkan bahwa laki-laki cenderung melebih-lebihkan rata-rata ukuran penis, dan juga meremehkan ukuran penis mereka (Anda mungkin akan terkejut dengan rata-rata ukuran penis), dengan "sejumlah besar pria" yang mencari ramuan pembesar dan metode pembesaran penis yang berpotensi membahayakan dalam beberapa tahun terakhir.
Tim mencatat bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, termasuk bagaimana lukisan itu ditemukan dan bias Eropa terhadap lukisan tersebut. Namun, jika temuan ini akurat, mereka mengatakan hal itu bisa menambah masalah citra tubuh pria.
“Evolusi representasi artistik penis menuju bentuk ideal yang lebih besar, mungkin tidak realistis, di media kontemporer mungkin berkontribusi pada perasaan tidak mampu dan ketidakpuasan terhadap ukuran penis pada pria modern,” simpul tim peneliti.
Makalah hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal medis BJU International pada Oktober 2022.