Delapan Kali Invasi, Dinasti Goryeo Jatuh ke Tangan Kekaisaran Mongol

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 24 Januari 2024 | 18:02 WIB
Lukisan yang menunjukkan luasnya Kekaisaran Mongol dikelilingi oleh penggambaran pasukan kavaleri Mongol, mata panah, dan pemandangan dari lapangan. Sebelum menuju Jepang, Kekaisaran Mongol menginvasi Kekaisaran Korea Dinasti Goryeo sebanyak delapan kali. (William H. Bond/ National Geographic)

Nationalgeographic.co.id—Untuk pertama kalinya, bangsa Korea berdiri dalam satu kekaisaran setelah melalui periode Tiga Kerajaan Lawas, Kerajaan Utara dan Selatan, dan Tiga Kerajaan Akhir. Persatuan Kekaisaran Korea itu terjadi pada abad ke-10 di bawah Dinasti Goryeo.

Antara 1170 dan 1270, Kekaisaran Korea Dinasti Goryeo berada di kuasa junta militer dan sempat mengalami perang saudara pada 1135. Bagaimanapun, Kekaisaran Korea tetap berjuang mempertahankan kedaulatannya ketika bangsa Khitan dari Dinasti Jinn Jurchen menyerbu pada 1215.

Pada saat itu, Dinasti Jinn Jurchen mengalami penyusutan akibat kebangkitan Kekaisaran Mongol. Serangan bangsa Jurchen ini bahkan dapat menerobos masuk ke selatan. Di bawah Jenderal Kim Chwi-ryeo, mereka berhasil dipukul kembali ke utara.

Agar menumpas bangsa Jurchen, Kekaisaran Korea dan Mongol bersekutu untuk menguasai kekuatan bangsa Khitan. Pada 1219, keduanya menghabisi sisa-sisa bangsa Jurchen yang melawan di Pyongan (daerah barat laut Korea utara hari ini).

Bangsa Mongol memulai serangan ke Kekaisaran Korea

Setelah berhasil mengusir bangsa Khitan, Kekaisaran Korea Dinasti Goryeo mengirim delegasi ke kepada para komandan Mongol. Kaisar Gojong dari Goryeo (bertakhta 1213-1259) bertemu dengan utusan bangsa Mongol.

Pada 1221, delegasi Mongol datang lagi ke perbatasan. Mereka menuntut pembayaran upeti dan Kaisar Gojong setuju. Pihak Kekaisaran Korea kemudian menghentikan pengiriman upeti pada 1224 sebagai bentuk perlawanan terhadap bangsa Mongol yang dirasa semakin semena-mena.

Utusan Mongol untuk Korea pun terbunuh secara misterius saat bersamaan penghentian upeti. Ogedei Khan, calon kaisar Mongol merespons dengan tudingan bahwa Korea berkhianat. Dia segera mengutus Jenderal Saritai untuk melakukan serangan pada 1231.

Sejarawan militer AS William E. Hentorn dalam buku Korea: the Mongol invasions menjelaskan bahwa bangsa Mongol mula menyeberangi Sungai Yalu. Hari ini, sungai itu berada persis di perbatasan Korea Utara-Tiongkok. Serdadu Mongol di bawah Saritai dengan cepat menguasai kota Hamsin-chin (sekarang Uiju) yang berada di tepi sungai.

Pasukan Mongol menyeberangi sungai. Mereka adalah pasukan yang memperluas Kekaisaran Mongol di seantero Asia dan Eropa. (History Collection)

Kampanye militer pertama Mongol ini berlanjut sampai menguasai Anju dan Kuju (sekarang Kusong) yang berada di utara Pyongyang. Dalam sebuah negosiasi, bangsa Mongol menutut Goryeo menyerah.

Berbagai daerah Kekaisaran Korea masih melawan, sampai akhirnya Kaesong dikepung pada Desember 1231. Dinasti Goryeo pun tunduk secara resmi. Akan tetapi, pertempuran belum usai. Serdadu Kekaisaran Mongol menjarah kota-kota yang telah direbut.