Sejumput Keajaiban Pangan Warga Desa Sambeng dari Tepi Sungai Progo

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 26 Januari 2024 | 14:53 WIB
Menggunakan perahu rakit ramon, Trimo Jenggot (kanan) dan Mbah Kirman (kiri) menebar jala di Sungai Progo. Mereka menangkap berbagai jenis ikan, termasuk ikan beong yang sangat khas dengan Desa Budaya Sambeng. Kebutuhan pangan di desa ini selalu terpenuhi karena mengikuti warisan leluhur akan ketahanan pangan. (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id - Nenek moyang kita mengetahui pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan alam. Dalam kisah relief Karmawibangga di Candi Borobudur, leluhur kita menegaskan agar tidak menangkap ikan dan berburu berlebihan. Jika dilanggar, angkara alam akan datang dengan bencana.

Keyakinan itulah yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Cuk Riomandha, penulis kontributor National Geographic Indonesia bersama Dwi Oblo menyambangi Desa Sambeng yang masih mewarisi aturan leluhur ini.

"Salah satu kegiatan liputan kita kali ini, selain kita berkeliling di beberapa [dusun di] Desa Sambeng, memang lebih banyak fokusnya adalah di sekitaran Sungai Progo, yaitu di Dusun Gleyoran," kata Cuk dalam Bincang Redaksi-60 Edisi Khusus Desa Budaya Sambang, Sambung, Sumbang, Sambeng pada 24 Januari 2023.

"Ketika kami ke sana, mereka (warga Desa Sambeng) sedang melaksanakan kegiatan yang mereka kasih nama itu adalah Festival Njala Sakmadya," lanjut Cuk.

Dalam festival ini, warga Desa Bduaya Sambeng menerapkan warisan leluhur. Mereka menangkap ikan di Sungai Progo yang melimpah dengan secukupnya. Sungai ini adalah denyut kehidupan bagi warga desa.

Dwi juga menambahkan, ada banyak sekali momen menarik untuk diabadikan dari Festival Njala Sakmadya dan kehidupan warga. Salah satunya yang menarik adalah penggunaan bunga kenanga yang sangat identik dengan kehidupan desa.

Panel di Candi Borobudur yang menceritakan kehidupan desa terkait pertukaran hasil bumi dan pengelolaan alam yang seimbang antara kebutuhan dan kelestarian. Warga Desa Budaya Sambeng di Kecamatan Borobudur, Magelang, masih mewariskan tradisi ini demi ketahanan pangan. (Kassian Cephas/KITLV)

"Ada namanya ini mencuci perlatan kesenian yang akhirnya menjadi cover story Sambeng. Itu menarik banget karena sebelum dimainkan itu peralatan kesenian dicuci kayak peralatan pakai bunga-bunga. Salah satunya di sana ada bunga kenanga campur kembang telon, ada mawar, kantil.

"Kenanga jadi penting banget karena pada bulan-bulan tertentu harganya bisa 1000 persen naik!" seru Dwi. "Beberapa orang menanam bunga kenanga sampai tinggi, sampai-sampai kalau mau mengambil harus memanjat." 

Denyut desa di tepi Sungai Progo

Di antara derasnya Sungai Progo, warga desa menjaga kebiasaan menangkap ikan dengan peranti nelayan berbahan dasar bambu apus. Tidak sungkan, warga juga mengajak wisatawan yang berkunjung di Festival Njala Sakmadya untuk melihat pengolahan hasil tangkapan dari Sungai Progo dan mencicipinya.

Ikan beong (Bagrus nemurus) sangat terkenal sebagai hasil tangkapan warga Desa Budaya Sambeng. Untuk mendapatkannya, warga menggunakan teplak, peranti terbuat dari bambu setinggi manusia yang kemudian dipasangi umpan. Teplak akan menjebak ikan beong.