Tidak berhenti sampai disitu, inovasi mikroskop ternyata terus berlanjut dan mengalami perkembangan yang lebih baik. Pada tahun 1665 Robert Hooke menerbitkan sebuah buku yang diberi judul Micrographia. Buku bersejarah ini berisi tentang dokumentasi hasil pengamatannya melalui lensa mikroskop yang berbeda. Dia merupakan orang pertama yang melakukan perbaikan pada desain dasar mikroskop.
Mikroskop Hooke memiliki fitur yang sama dengan teleskop awal: penutup mata untuk menjaga jarak yang tepat antara mata dan lensa mata, tabung gambar terpisah untuk pemfokusan, dan sambungan bola dan soket untuk mencondongkan badan. Untuk optiknya, Hooke menggunakan lensa objektif bi-cembung yang ditempatkan di moncong, dipadukan dengan lensa okuler dan lensa tabung.
Akan tetapi, kombinasi tersebut menyebabkan lensa mengalami penyimpangan kromatik dan sferis yang signifikan, sehingga menghasilkan gambar yang sangat buruk. Lalu kemudian, ia mencoba memperbaiki penyimpangan tersebut dengan menempatkan diafragma kecil ke dalam jalur optik untuk mengurangi sinar cahaya periferal dan mempertajam gambar, tetapi hal ini hanya menghasilkan sampel yang sangat gelap.
Jadi dia melewatkan cahaya yang dihasilkan dari lampu minyak melalui gelas berisi air untuk menyebarkan cahaya dan menerangi spesimennya. Namun gambarannya tetap kabur. Setidaknya, buku Micrographia Hooke menjadi buku terlaris ilmiah pertama dan dikenal sebagai pencipta istilah sel.
Tercapainya Prestasi Kesempurnaan Lensa Mikroskop
Pada tahun 1674, seorang pedagang dan ilmuwan Belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek menjadi orang pertama yang membuat dan menggunakan mikroskop untuk tujuan ilmiah.
Dengan menggiling dan memoles bola kaca kecil, Leeuwenhoek ternyata mampu membuat lensa kaca yang dapat mencapai pembesaran hingga 270x, suatu prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Maka, dengan mikroskop buatannya ini, ia pun mampu menemukan keberadaan bakteri, sel darah, ragi, dan bahkan makhluk mikroskopis lainnya. Inilah jendela awal kesuksesan mikroskop.
Inovasi Kesempurnaan Mikroskop Terus Berlanjut hingga Kini
Abad ke-18 dan ke-19 menjadi saksi perkembangan teknis mikroskop. Perubahan desain sebelumnya membuat manipulasi mikroskop menjadi lebih mudah. Namun kini perbaikan optik yang meningkatkan pembesaran dan daya resolusi mikroskop menghasilkan banyak penemuan.
Selain itu, masalah aberasi bola dan kromatik telah diselesaikan sebelum tahun 1830. Dengan spesialisasi ilmu pengetahuan ke dalam berbagai disiplin ilmu, mikroskop menemukan sejumlah rumah yang berbeda. Biologi, paleontologi (studi fosil), kedokteran, geologi, dan sejumlah mata pelajaran lainnya semuanya mencakup penggunaan mikroskop, meskipun biasanya hanya melalui karya segelintir 'ahli mikroskop' saja.
Kini, mikroskop semakin canggih. Munculnya temuan-temuan baru seperti ultramikroskop, mikroskop elektron, dan bahkan mikroskop komputer semakin mempermudah kita untuk mengungkap dunia-dunia renik lainnya yang tersembunyi dari mata kita.