Ketika Peran Mikroskop Mengungkap Sejarah Dunia Renik Tersembunyi

By Wawan Setiawan, Minggu, 28 Januari 2024 | 11:30 WIB
Mikroskop jenis ini ditemukan dan digunakan oleh Anton van Leeuwenhoek (1632-1723). Dianggap sebagai 'bapak mikroskop', ia membuat semua peralatannya sendiri menggunakan lensa yang ia buat sendiri. Lensa buatannya membuka sejarah dunia bagi kinerja mikroskop. (Wellcome Images/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id - Tahukah Anda, jauh sebelum orang-orang mengenal bahkan mengetahui keberadaan bakteri, kuman, ataupun virus, mereka semua masih aman tersembunyi dalam dunia renik mereka. Tak ada yang mengetahui bentuk, rupa, ataupun habitat mereka berada.

Namun, ketika peradaban kuno seperti Romawi sedang bereksperimen dengan sifat lensa kaca yang dapat membelokkan cahaya, sejarah penemuan mikroskop pun dimulai pada akhir abad ke-16.

Ya, mikroskop adalah penemuan penting dalam sejarah dunia. Karena berkat kehadirannya, kita bisa mengintip penghuni dunia renik yang tersembunyi. Membuka jendela baru bagi ilmu pengetahuan. Membantu banyak penelitian para ilmuwan tentang penyebab penyakit dan bagaimana pencegahannya, dan sebagainya. Banyak hal mulai terkuak seiring dengan kemajuan teknologi mikroskop.

Sejarah mikroskop sendiri berlangsung selama ratusan tahun, dan perangkat terkenal ini telah mengalami banyak variasi seiring perkembangannya. Namun, hingga kini mikroskop hampir selalu menjadi bagian terpenting di berbagai tempat industri yang berbeda.

Bagaimana sebenarnya mikroskop ini ditemukan?

Suatu hari, tepatnya di tahun 1590-an, ada dua orang pembuat kacamata yang berasal dari negeri Belanda. Kedua orang itu bernama Hans dan Zacharias Janssen. Karena pekerjaan mereka yang hampir setiap hari bersama dengan lensa kaca, suatu waktu mereka melakukan eksperimen pada lensa kaca pembesar.

Sebelumnya, dunia hanya mengenal kaca pembesar yang memiliki kekuatan pembesaran maksimal 6 hingga 10x saja. Tentu saja, pembesaran ini masih belum cukup untuk menguak dunia mikro.

Ketika kedua pembuat kacamata tersebut memasang beberapa lensa pembesar di dalam tabung, mereka pun terkejut. Ternyata, objek yang dilihat melalui tabung tersebut diperbesar secara signifikan, jauh lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh kaca pembesar biasa. Maka, saat itulah lahir mikroskop yang pertama.

Sayangnya, gambar objek yang dihasilkan masih sangat buram, sehingga mikroskop pertama ini belum digunakan untuk tujuan ilmiah apapun. Setidaknya, dasar dari penciptaan mikroskop sudah ditemukan berkat kedua pembuat kacamata itu.

Menentukan tanggal penemuan mikroskop sangatlah sulit. Namun, berkat diplomat Belanda William Boreel, teman lama keluarga Janssens yang menulis surat kepada raja Prancis pada tahun 1650-an, sejarawan akhirnya dapat menentukannya. Penemuan mikroskop terjadi pada awal tahun 1950-an.

Dalam suratnya, Boreel menggambarkan sebuah perangkat yang menjulang secara vertikal dari tripod kuningan yang panjangnya sekitar 0,7 meter. Tabung utama berdiameter satu atau dua inci dan berisi piringan kayu hitam di dasarnya, dengan lensa cekung di satu ujung dan lensa cembung di ujung lainnya. Kombinasi lensa ini memungkinkan instrumen membelokkan cahaya dan memperbesar gambar antara tiga hingga sembilan kali ukuran spesimen aslinya.

Micrographia: Buku Ilmiah Pertama Hasil Dokumentasi Mikroskop

Tidak berhenti sampai disitu, inovasi mikroskop ternyata terus berlanjut dan mengalami perkembangan yang lebih baik. Pada tahun 1665 Robert Hooke menerbitkan sebuah buku yang diberi judul Micrographia. Buku bersejarah ini berisi tentang dokumentasi hasil pengamatannya melalui lensa mikroskop yang berbeda. Dia merupakan orang pertama yang melakukan perbaikan pada desain dasar mikroskop.

Gambar sketsa kutu dari Micrographia karya Robert Hooke. (Robert Hooke)

Mikroskop Hooke memiliki fitur yang sama dengan teleskop awal: penutup mata untuk menjaga jarak yang tepat antara mata dan lensa mata, tabung gambar terpisah untuk pemfokusan, dan sambungan bola dan soket untuk mencondongkan badan. Untuk optiknya, Hooke menggunakan lensa objektif bi-cembung yang ditempatkan di moncong, dipadukan dengan lensa okuler dan lensa tabung.

Akan tetapi, kombinasi tersebut menyebabkan lensa mengalami penyimpangan kromatik dan sferis yang signifikan, sehingga menghasilkan gambar yang sangat buruk. Lalu kemudian, ia mencoba memperbaiki penyimpangan tersebut dengan menempatkan diafragma kecil ke dalam jalur optik untuk mengurangi sinar cahaya periferal dan mempertajam gambar, tetapi hal ini hanya menghasilkan sampel yang sangat gelap.

Jadi dia melewatkan cahaya yang dihasilkan dari lampu minyak melalui gelas berisi air untuk menyebarkan cahaya dan menerangi spesimennya. Namun gambarannya tetap kabur. Setidaknya, buku Micrographia Hooke menjadi buku terlaris ilmiah pertama dan dikenal sebagai pencipta istilah sel.

Tercapainya Prestasi Kesempurnaan Lensa Mikroskop

Pada tahun 1674, seorang pedagang dan ilmuwan Belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek menjadi orang pertama yang membuat dan menggunakan mikroskop untuk tujuan ilmiah.

Potret Anthonie van Leeuwenhoek (1632-1723). Pembuat lensa kaca dengan pembesaran yang signifikan untuk kinerja mikroskop. (Jan Verkolje / Wikipedia)

Dengan menggiling dan memoles bola kaca kecil, Leeuwenhoek ternyata mampu membuat lensa kaca yang dapat mencapai pembesaran hingga 270x, suatu prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Maka, dengan mikroskop buatannya ini, ia pun mampu menemukan keberadaan bakteri, sel darah, ragi, dan bahkan makhluk mikroskopis lainnya. Inilah jendela awal kesuksesan mikroskop.

Inovasi Kesempurnaan Mikroskop Terus Berlanjut hingga Kini

Abad ke-18 dan ke-19 menjadi saksi perkembangan teknis mikroskop. Perubahan desain sebelumnya membuat manipulasi mikroskop menjadi lebih mudah. Namun kini perbaikan optik yang meningkatkan pembesaran dan daya resolusi mikroskop menghasilkan banyak penemuan.

Selain itu, masalah aberasi bola dan kromatik telah diselesaikan sebelum tahun 1830. Dengan spesialisasi ilmu pengetahuan ke dalam berbagai disiplin ilmu, mikroskop menemukan sejumlah rumah yang berbeda. Biologi, paleontologi (studi fosil), kedokteran, geologi, dan sejumlah mata pelajaran lainnya semuanya mencakup penggunaan mikroskop, meskipun biasanya hanya melalui karya segelintir 'ahli mikroskop' saja.

Kini, mikroskop semakin canggih. Munculnya temuan-temuan baru seperti ultramikroskop, mikroskop elektron, dan bahkan mikroskop komputer semakin mempermudah kita untuk mengungkap dunia-dunia renik lainnya yang tersembunyi dari mata kita.