Sejarah Kelam Australia: Pembantaian Kejam terhadap Orang Aborigin

By Utomo Priyambodo, Minggu, 28 Januari 2024 | 09:53 WIB
Orang Aborigin, penduduk asli Asutralia yang tersingkir akibat kolonisasi oleh orang-orang Inggris. (Aussie~mobs/Flickr)

Profesor Lyndall Ryan, sejarawan di University of Newcastle Australia. (University of Newcastle )

Profesor Ryan mengatakan pembantaian besar-besaran yang terjadi di Queensland barat sekitar tahun 1900 menyasar upacara masyarakat Aborigin. Para pelaku berkumpul beberapa hari sebelumnya dan ketika upacara berakhir, mereka menyergap dan menembak sebanyak mungkin orang Aborigin.

Pembantaian di Kimberley pada tahun 1890-an menyebabkan laki-laki Aborigin ditangkap dan diamankan dengan rantai leher. Orang-orang itu yakin mereka sedang dibawa ke luar kota. Dalam perjalanan, diputuskan rombongan akan berkemah untuk bermalam.

“Bahkan dengan rantai leher, mereka dikirim untuk mengumpulkan kayu bakar,” kata Profesor Ryan.

“Saat mereka membawa kayu bakar kembali, pelaku menuangkan minyak tanah atau bahan bakar lainnya ke dalam api dan melemparkan masyarakat Aborigin ke dalamnya. Ini adalah pembantaian yang menakutkan, dan tentu saja salah satu pembantaian terburuk yang pernah kami alami,” katanya.

“Jadi, mereka menjadi lebih terorganisir, mereka menjadi lebih brutal, mereka menjadi lebih menakutkan untuk dibaca, dan saya rasa, mereka juga menjadi lebih menakutkan bagi para penyintas,” katanya.

Revolusi senjata api dan peningkatan jumlah penjajah bersenjata berkontribusi terhadap pembantaian yang lebih besar setelah tahun 1860. Ada juga pandangan bahwa para penggembala dan penambang yang pergi ke Australia Utara merasa kalah jumlah dengan masyarakat Aborigin di sekitarnya.

“Mereka lebih cenderung mengambil gambar terlebih dahulu dan mengajukan pertanyaan setelahnya,” katanya.

Penelitian ini mengidentifikasi adanya pasukan polisi pribumi yang luas di Queensland, dan pasukan polisi yang lebih kecil, tetapi lebih mahal di Kimberley di Australia Barat.

“Sebaliknya, jumlah polisi di Northern Territory sangat sedikit dan mustahil bagi mereka untuk mencakup seluruh wilayah. Namun, hal ini tidak menghalangi beberapa dari mereka untuk mengembangkan reputasi yang menakutkan karena membunuh banyak orang Aborigin."

Peta tersebut mengungkapkan bahwa jalur telegraf yang dibangun di Northern Territory pada awal tahun 1870-an dan jalur lainnya yang membentang hingga puncak Cape York di Queensland pada tahun 1880-an merupakan lokasi beberapa pembantaian masyarakat Aborigin yang dituduh menyerang para pekerja yang memelihara jalur tersebut.

Pembantaian genosida