Kisah Jerome Kerviel, Orang Termiskin di Dunia yang Sempat Kaya

By Utomo Priyambodo, Rabu, 31 Januari 2024 | 07:30 WIB
Ilustrasi orang miskin dan punya utang besar. (PEAKPX)

Nationalgeographic.co.id—Jerome Kerviel lahir pada 11 Januari 1977 dan besar di Pont-l'Abbé, Prancis. Ibunya bekerja sebagai penata rambut, dan ayahnya adalah seorang pandai besi.

Jerome menyelesaikan gelar sarjananya di University of Nantes pada tahun 1999. Dia kemudian lulus dengan gelar master di bidang keuangan dari Lumiere University di Lyon, Prancis.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia mulai bekerja di Société Générale Bank of France. Posisi pertamanya di perusahaan adalah di departemen kepatuhan, tetapi pada tahun 2005 ia pindah ke di divisi Delta One.

Divisi Delta One adalah divisi yang memperdagangkan derivatif ekuitas, perdagangan algoritmik, bursa, ETF, dan investasi perangkat lunak. Di sana Jerome bekerja sebagai penjual atau trader derivatif junior.

Peran Kerviel adalah memanfaatkan perbedaan harga antara derivatif ekuitas dan harga pasar saham yang menjadi dasar derivatif tersebut. Dia biasa menerima gaji miliaran rupiah per tahun di sini.

Jerome Kerviel sangat ingin menjadi kaya. Dia memiliki pengetahuan komputer yang luas. Dia dikalahkan oleh bakatnya.

Jerome memulai perdagangan arbitrase menggunakan dana perusahaan, memanfaatkan kelemahan sistem, meskipun perusahaan tetap tidak menyadarinya. Dia awalnya menghasilkan banyak uang dengan melakukan hal ini. Dia menghasilkan sekitar 73 miliar dolar AS atau Rp1,15 kuadrilun dalam perdagangan dalam setahun dan jadi kaya.

Namun ia kemudian menderita kerugian akibat tindakan pemalsuannya. Dan akhirnya pemalsuannya itu ditemukan oleh Société Générale pada 19 Januari 2008.

Akibat manipulasi dana bank yang dilakukan Jerome sepanjang tahun, Société Générale mengalami kerugian sebesar 7,2 miliar dolar AS. Pada tahun 2008, Jerome dituduh melakukan pemalsuan, pelanggaran kepercayaan, dan penggunaan komputer tanpa izin.

Jerome dijatuhi hukuman 3 tahun pada tahun 2015. Dia kini telah keluar dari penjara setelah menjalani hukumannya dan berusaha untuk mengembalikan hidupnya ke jalur yang benar tetapi hutangnya tetap ada.

Kini Jerome Kerviel telah meninggalkan penjara untuk menjalani sisa hukumannya dengan mengenakan tanda elektronik.

“Saya ingin membangun kembali hidup saya,” kata Kerviel kepada wartawan saat meninggalkan penjara Fleury Merogis, selatan Paris. Saat meninggalkan penjara, umurnya sudah 37 tahun.

Jaksa penuntut umum memerintahkan dia untuk tetap dipenjara setelah hakim memutuskan Kerviel bisa dibebaskan jika dia tetap berada di bawah pengawasan dengan tanda elektronik di pergelangan kakinya.

“Saya sangat senang bisa keluar hari ini,” ujar Kerviel saat meninggalkan penjara.

"Saya ingin menjalani kehidupan normal bersama orang-orang yang saya cintai, memulai sebuah keluarga, dan akhirnya bisa menikmati hidup."

Berdasarkan ketentuan perintah penandaan elektronik, Kerviel harus tetap berada di rumah pada malam hari kerja.

Sejauh ini dia telah menghabiskan total sekitar lima bulan dalam tahanan.

Dia awalnya dipenjara setelah penangkapannya pada Maret 2008 setelah perjudian senilai 50 miliar euro di pasar muncul.

Meskipun ia awalnya menghasilkan keuntungan lebih dari 1,4 miliar euro pada tahun 2007, dalam beberapa bulan hal itu berubah menjadi kerugian yang sangat besar.

Dia berargumen bahwa Societe Generale mengetahui apa yang dilakukannya namun menutup mata. Jerome Kerviel kini memiliki utang sebesar 6,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp105,7 triliun kepada bank.

Sewaktu masih bekerja di Société Générale, Kerviel memperoleh penghasilan sekitar 137.000 dolar AS atau Rp2,1 miliar per tahun. Dengan penghasilan segini, Kerviel memerlukan waktu sekitar 49.000 tahun untuk melunasi utangnya.