Nationalgeographic.co.id—Tongkat yang dililit ular merupakan simbol atau lambang yang digunakan di dunia kedokteran. Simbol tersebut ternyata berasal dari mitologi Yunani yang disebut Tongkat Asclepius.
Seperti diketahui, tongkat Asclepius telah menjadi simbol kedokteran, dunia kesehatan dan pengobatan di seluruh dunia hingga saat ini.
Tongkat Asclepius mengambil namanya dari dewa Yunani Asclepius, dewa yang terkait dengan seni penyembuhan dan pengobatan dalam agama dan mitologi Yunani kuno.
Atribut Asclepius, ular dan tongkat, kadang-kadang digambarkan secara terpisah di zaman kuno yang kemudian digabungkan dalam simbol ini.
Tapi mengapa dan bagaimana sebenarnya tongkat Asclepius bisa menjadi simbol kedokteran? Apa makna simbol tersebut?
Asclepius adalah manusia setengah dewa yang merupakan Putra dewa Apollo. Ia memiliki kekuatan penyembuhan luar biasa sehingga tongkatnya menjadi simbol terkenal yang terkait dengan perawatan kesehatan.
Dewa Apollo adalah dewa cahaya, musik, pemanah, pengobatan, Matahari, dan penyair dalam mitologi Yunani dan mitologi Romawi. Kemampuan Asclepius dalam pengobatan sepertinya berasal dari ayahnya ini.
Tongkat Asclepius ditampilkan pada logo Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Selain itu, banyak apotek di seluruh dunia yang mencantumkan simbol ini di logo atau papan simbolnya.
Tongkat Asclepius (dikenal juga sebagai Tangkai Asclepius) adalah tongkat atau tangkai dengan ular yang melilit.
Dalam mitologi Yunani, Asclepius adalah dewa penyembuhan dan pengobatan. Ayahnya adalah dewa Apollo dan ibunya adalah Coronis.
Kisah Asclepius dalam mitologi Yunani berawal dari ketika Coronis mengandung Asclepius, dia berselingkuh dengan pria lain, yang membuat marah dewa Apollo.
Untuk menghukum Coronis yang tidak setia, dewa Apollo mengirim adiknya, Artemis untuk membunuhnya.
Saat Coronis dikremasi di tumpukan kayu pemakaman, Apollo merasa kasihan pada putra mereka yang belum lahir dan menyelamatkannya dari api.
Dalam versi lain dari kisah mitologi Yunani tersebut, Coronis tidak meninggal begitu cepat tetapi meninggalkan bayi Asclepius di dekat Epidaurus.
Epidaurus adalah wilayah yang berada di tenggara Dephi, di seberang semenanjung Argos. Bayi Asclepius kemudian dirawat oleh seekor kambing dan seekor anjing, karena ia malu atas anak haramnya.
Bagaimanapun, Asclepius dibesarkan oleh Apollo, yang mengajarinya seni penyembuhan. Selain itu, ia dibimbing oleh Chiron, centaur bijak yang menghuni Gunung Pelion.
Asclepius menjadi penyembuh ulung sehingga dia mampu menghidupkan kembali salah satu pasiennya dari kematian.
Hal ini membuat Zeus khawatir, yang merasa bahwa keterampilan Asclepius berpotensi memberikan keabadian kepada umat manusia, yang akan menjadi ancaman bagi para dewa.
Oleh karena itu, Zeus menyerang Asclepius dengan petir. Untuk membalas kematian putranya, Apollo membunuh Cyclops yang membuat petir tersebut.
Oleh karena itu, dewa Apollo dihukum oleh Zeus untuk melayani Admetus, raja Feres di Thessaly.
Menurut orang Romawi, Apollo meminta agar Asclepius ditempatkan di antara bintang-bintang. Permintaan tersebut kemudian dikabulkan oleh Zeus.
Zeus mengubah mantan penyembuh itu menjadi konstelasi Ophiuchus, pembawa ular.
Kisah Asclepius muncul dalam karya Homer yang terkenal, Iliad. Ia dikisah sebagai seorang penyembuh terampil dan ayah dari dua dokter Yunani.
Namun, sang penyebab kemudian menjadi sosok heroik di dunia kuno dan akhirnya mendapat status dewa sama seperti ayahnya dewa Apollo.
Pemujaan Asclepius dimulai di Thessaly tetapi populer di banyak wilayah Yunani kuno. Dia akhirnya dikatakan memiliki preferensi untuk menyembuhkan orang sakit ketika mereka sedang tidur.
Sehingga banyak orang sering tidur di kuil Asclepius. Bangsa Romawi juga mengadopsi pemujaan Asclepius dari mitologi Yunani ini.
Ular dan Tongkat AsclepiusAda tiga teori utama yang memberikan penjelasan mengapa Tongkat Asclepius memiliki seekor ular yang melilitnya.
Yang pertama adalah ular melambangkan gigitan ular, yang merupakan jenis penyakit terburuk yang pernah diderita seseorang pada zaman dahulu.
Dampak akibat gigitan ular sangat sulit disembuhkan. Namun, Asclepius memiliki kekuatan untuk menyembuhkan gigitan ular sekalipun.
Yang kedua adalah apa yang disebut “teori cacing”. Teori itu didasarkan pada teknik yang digunakan untuk menghilangkan cacing parasit yang ditemukan dalam Papirus Ebers.
Papirus Ebers merupakan sebuah dokumen medis Mesir kuno yang berasal dari pertengahan milenium ke-2 SM.
Untuk mengobati infeksi cacing parasit, dokter akan membuat sayatan pada kulit pasien, tepat di depan jalur cacing tersebut.
Saat cacing tersebut keluar dari luka, dokter akan melilitkannya pada sebatang tongkat sampai cacing tersebut dikeluarkan dari tubuh pasien. Praktik itulah yang diyakini menyerupai Tongkat Asclepius.
Teori lainnya bersifat Alkitabiah, kisahnya dijelaskan dalam Perjanjian Lama, Tuhan mengirimkan ‘ular api’ untuk menghukum orang bani Israil yang menentang Allah dan Nabi Musa.
Ketika mereka bertobat, Allah memerintahkan Musa untuk mendirikan sebuah tiang dengan ular perunggu di atasnya, agar semua orang yang melihatnya tidak mati karena gigitannya.