Berkah Ketahanan Pangan dari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 7 Februari 2024 | 11:00 WIB
Dua petani Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang sedang beristirahat, duduk di atas batu. Sawah di sekitarnya adalah berkah alam dan dikelola melalui pengetahuan leluhur untuk ketahanan pangan. (Muhammad Iqbal/National Geographic Indonesia)

"Kolam susu" Koes PlusMayoritas penduduk Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang adalah bertani.

Mereka telah mengenal sistem pengairan sawah yang bentuknya bertingkat atau lenggek. Meski berada di lereng gunung, persawahan mereka adalah tadah hujan.

Hujan kerap mengaliri bagian teratas nagari. Dengan sistem agraria yang khas, jalur pengairan membasahi sawah dari tingkat tertinggi. Hal ini membuat sawah terbebas dari kekeringan.

Kawa daun adalah teh rasa kopi. Daun kopi direbus seperti teh dan diminum. Kebiasaan ini muncul ketika masa kolonialisme yang menyulitkan masyarakat menikmati kopi. Mereka beradaptasi dengan menikmati daunnya yang menjadi ciri khas di berbagai tempat di Sumatra Barat. (Muhammad Iqbal/National Geographic Indonesia)

Dalam perrjalanan Taufik dan Iqbal mengitari nagari, sepanjang tahun adalah masa panen dan bercocok tanam. "Artinya di sana itu tidak ada panen serentak. Dia ada yang panen sendiri-sendiri, tanam sendiri-sendiri. Panen padi itu sepanjang tanam," kesan Taufik.

Tidak hanya mengandalkan padi. Ketika berkeliling dari jorong ke jorong, Taufik dan Iqbal menjumpai aneka tanaman pangan yang dapat tumbuh seperti singkong, timun, semangka, melon, kakao, dan masih banyak lagi.

Aneka tanaman yang tumbuh subur ini bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setiap harinya di saat makanan lainnya belum panen. Misal, bagi warga yang baru saja menanam padi, mereka masih memiliki pasokan singkong, alih-alih membeli beras.

Selain itu singkong bukan hanya makanan alternatif, melainkan sudah menjadi tanaman utama. Inilah yang memantapkan masyarakat nagari dari ancaman kelaparan.

 Pengelolaan yang diwariskan secara turun temurun memberi ketahanan pangan di Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang.

Salah satu warga menjelaskan kepada Taufik bahwa pernah ketika harga gabah anjlok, warga bersama-sama memulai menanam singkong.

Tidak jarang, warga beralih kembali makan nasi, dan singkong kembali menjadi alternatif yang selalu ada di dekat rumah.

"Singkong atau ubi itu menjadi bahan dasar kacumuih," kata Iqbal. "Kacimuih ini pembuatannya salah satu pangan lokal di sanayang menjadi santapan warga ketika acara-acara seperti festival."