Ketika Mesin Jahit Menyulam Sejarah Dunia Melalui Untaian Benang

By Wawan Setiawan, Minggu, 4 Februari 2024 | 15:45 WIB
Ruang Jahit Richmond & Backus Co., Detroit. [antara tahun 1900 dan 1910]. Penemuan mesin jahit membuka sejarah dunia tersendiri di bidang tekstil. (Detroit Publishing Company. Prints & Photographs Division)

Nationalgeographic.co.id—Perkembangan tekstil dan pakaian pada zaman prasejarah telah menjadi subyek sejumlah kajian ilmiah sejak akhir abad ke-20. Sumber-sumber ini telah membantu memberikan sejarah dunia yang koheren tentang perkembangan prasejarah ini.

Meskipun demikian, para ilmuwan tidak pernah sepakat kapan manusia mulai mengenakan pakaian. Pendapat mereka pun beragam, mereka memperkirakan bahwa hal itu terjadi antara 40.000 hingga 3 juta tahun yang lalu.

Sementara Mark Stoneking dan rekannya Ralf Kittler juga Manfred Kayser, semuanya dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Leipzig berpendapat bahwa penemuan pakaian mungkin terjadi bersamaan dengan migrasi Homo sapiens modern ke arah utara dari iklim hangat Afrika, yang diperkirakan dimulai antara 100.000 dan 50.000 tahun yang lalu.

Sebelum ditemukannya mesin jahit, pakaian dijahit dengan tangan menggunakan berbagai macam teknik seperti jarum dan benang. Proses menjahit pakaian dengan tangan merupakan proses yang melelahkan dan memakan waktu, sering kali dilakukan oleh perempuan dan laki-laki yang ahli dalam seni menjahit.

Benang linen dan kain linen halus sudah ada sejak Mesir kuno. Rami dipanen dan diubah menjadi benang dan kain sejak 5000 SM.

Tekstil telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari manusia selama ribuan tahun, dan penggunaan tekstil pertama kali, kemungkinan besar dirasakan dimulai pada akhir Zaman Batu, sekitar 100.000 tahun yang lalu. Namun, bahan katun, sutra, dan linen paling awal muncul sekitar 5000 SM di India, Mesir, dan Tiongkok.

Tidak ada tangan jin ajaib untuk membuat pakaian sempurna sebelum adanya mesin jahit. Pakaian dijahit dengan tangan yang berarti jarum dan benang pun turut campur, dan tentunya memasukkan benang ke dalam lubang jarum yang kecil menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang matanya sudah tidak lagi tajam.

Meskipun banyak pakaian-pakaian Tiongkok terkini yang dijahit dengan tangan, namun hasilnya sempurna. Akan tetapi, peran kehadiran mesin jahit membuka sejarah dunia di bidang tekstil. Karena berkat alat ini, ada banyak waktu yang dapat dihemat ketika membuat pakaian.

Gambar mesin jahit lockstitch pertama yang dipatenkan, ditemukan oleh Elias Howe pada tahun 1845 dan dipatenkan pada tahun 1846. Mesin tersebut tidak sukses secara komersial. Isaac Singer memperbaikinya dan memproduksi mesin pertama yang sukses secara komersial pada tahun 1850. (Wikipedia/ Frank Puterbaugh Bachman)

Mesin jahit adalah mesin yang menggunakan benang dengan ketebalan dan warna berbeda-beda untuk menyambung dua atau lebih lapisan kain menjadi satu. Mesin jahit dapat menghasilkan beberapa jahitan khusus tergantung merek mesinnya.

Untuk mengoperasikan mesin jahit, jarum dimasukkan melalui bagian depan kain dan memutar pengait yang membawa benang dari bawah, gelendong, kembali ke atas untuk membuat jahitan. Sebuah mesin dapat membuat beberapa jahitan dalam hitungan detik, kecepatannya ditentukan oleh operator.

Desain dan konsep mesin jahit untuk mempercepat pekerjaan menjahit dengan tangan pertama kali muncul pada akhir tahun 1700-an. Ada banyak ide dan rencana untuk mesin jahit, tetapi mesin pertama yang diterima secara luas ditemukan dan diproduksi oleh Isaac Singer pada tahun 1850-an.

Pembuat lemari asal Inggris, Thomas Saint, juga menyusun rencana untuk membuat mesin yang dapat menjahit kulit. Dia mematenkan desain tersebut sebagai, "Metode baru dalam membuat dan menyelesaikan sepatu, sepatu bot, spatterdash, dan barang lainnya dengan menggunakan perkakas dan mesin yang juga saya temukan untuk tujuan itu."

Paten untuk mesin Saint akhirnya hilang dan tidak diketahui apakah mesin tersebut pernah dibuat atau berfungsi. Lebih dari delapan puluh tahun kemudian seorang pria bernama William Newton Wilson membuat replika mesin tersebut menggunakan cetak biru yang dipatenkan. Mesin engkol tangan tersebut berfungsi setelah beberapa modifikasi dari Wilson.

Mesin jahit pertama yang menggabungkan semua elemen berbeda dari inovasi setengah abad sebelumnya ke dalam mesin jahit modern adalah perangkat yang dibuat oleh penemu Inggris John Fisher pada tahun 1844, sedikit lebih awal dari mesin serupa yang dibuat oleh Isaac Merritt Singer pada tahun 1851.

Mesin Jahit Singer Treadle, bentuknya yang mulai sederhana menjadi contoh dari mesin jahit yang mulai dipakai saat ini. (Wikipedia/Birmingham Museums Trust)

Pada tanggal 9 Juli 1819, Elias Howe, juga menjadi penemu mesin jahit mekanis pertama yang lahir di Spencer, Massachusetts. Pada usia enam belas tahun, dia mulai magang di sebuah pabrik di Lowell, Massachusetts, tetapi kehilangan pekerjaan itu tahun 1837.

Howe kemudian pindah ke Boston, di mana dia mendapatkan pekerjaan di toko masinis. Di sinilah ia mulai memikirkan ide untuk menciptakan mesin jahit. Mekanisme mesin jahit buatannya telah menginspirasi penemu lainnya demi menciptakan mesin jahit yang lebih baik lagi.

Sementara itu, Allen B. Wilson juga mengembangkan mesin jahit yang berbeda dari inovasi sebelumnya, ia bahkan menemukan metode baru dalam mekanisme mesin jahitnya. Dia bermitra dengan Nathaniel Wheeler untuk memproduksi mesin dengan kait putar, bukan shuttle. Metode ini jauh lebih senyap dan mulus dibandingkan metode lainnya, sehingga Wheeler & Wilson Company berhasil memproduksi lebih banyak mesin pada tahun 1850-an dan 1860-an dibandingkan pabrik lain mana pun.

Wilson juga menemukan mekanisme pengumpanan empat gerakan yang masih digunakan pada setiap mesin jahit hingga saat ini.

Ternyata, penemuan mesin jahit mengalami sejarah yang begitu panjang. Bahkan, persaingan di antara para penemu untuk memperoleh hak paten juga sering terjadi. Namun pada akhirnya, mesin jahit yang digunakan saat ini, baik menggunakan listrik maupun manual telah menyulam sejarah dunia melalui untaian benangnya bagi kesejahteraan manusia.