Inilah Ragam Senjata Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Dunia

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 13 Februari 2024 | 09:00 WIB
Senjata nuklir mampu menyebabkan kerusakan masal dalam waktu singkat. Sementara itu, masih terdapat berbagai senjata mematikan yang pernah diciptakan oleh manusia. (U.S. Air Force photograph)

Kehebatan senapan mesin Maxim dapat kita lacak dalam Pertempuran Pertama Somme. Hanya dalam satu hari, lebih dari 20.000 tentara Inggris terbunuh dalam serangan berdarah.

Senjata Nuklir

Ledakan nuklir pertama yang dilakukan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di gurun Jornada del Muerto, New Mexico. Uji coba ini dilakukan dengan nama sandi Trinity. (UNIVERSAL IMAGES GROUP VIA GETTY IMAGES)

Tentu, senjata satu ini tak boleh dilewatkan ketika membahas senjata paling mematikan di dunia. Dengan hanya memencet tombol, sebuah rudal nuklir bisa diluncurkan dan menghasilkan kehancuran yang luar biasa besar.

“Perkembangan senjata nuklir telah memberi manusia kemampuan untuk menimbulkan peristiwa tingkat kepunahan yang sebelumnya hanya dapat dicapai dengan menabrak asteroid,” kata Ray.

Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, menewaskan 70.000 orang di awal ledakannya. Ribuan lainnya meninggal dalam beberapa bulan dan tahun berikutnya karena luka bakar, keracunan radiasi, serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh paparan radiasi.

Daya ledak Little Boy, bom yang dijatuhkan di Hiroshima, setara dengan sekitar 15 kiloton TNT. Namun kekuatan ini belum ada apa-apanya jika dibanding RS-28 Sarmat Rusia (disebut Satan 2 oleh NATO).

RS-28 Sarmat dikabarkan dapat membawa muatan hingga 2.000 kali lebih kuat dari ledakan Little Boy di Hirosima. 

Meskipun perjanjian pembatasan senjata secara drastis mengurangi ukuran persenjataan nuklir, masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di Bumi. Lebih dari 90 persen dari senjata tersebut dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.

Senjata Biologis

Lambang internasional untuk bahaya biologis (biological hazard). (Public Domain/Wikimedia Commons)

Dalam sejarah konflik bersenjata, penyakit sering kali merenggut lebih banyak nyawa daripada pertempuran.