Merekam Sejarah Dunia Kuno, Inilah Perjalanan Panjang Strabo

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 13 Februari 2024 | 11:00 WIB
Strabo merupakan seorang ahli geografis Yunani Kuno. Karyanya telah memuat informasi penting dalam sejarah dunia kuno. ( André Thévet/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Ahli geografis Yunani Kuno, Strabo, menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk belajar, menulis, dan melakukan perjalanan. Ia merupakan salah satu orang yang meninggalkan banyak sekali karya dalam sejarah dunia kuno.

Bukunya, “Geographica”, merupakan catatan yang luar biasa. Ia mendokumentasikan tentang semua bangsa dan negara yang dikenal oleh orang Yunani dan Romawi kuno di masanya. Buku ini masih tersimpan hingga saat ini.

Karyanya sangatlah berharga dan digunakan oleh para sejarawan modern sebagai sumber informasi penting tentang sejarah dunia kuno.

“Deskripsi Strabo tentang lanskap, fenomena alam, masyarakat, budaya, dan peristiwa bersejarah sangat teliti dan sering kali sangat jelas. Geografi adalah sumber informasi penting tentang dunia kun,” tulis Philip Chrysopoulos, pada laman Greek Reporter.

Kehidupan Awal Strabo

Strabo lahir sekitar 64 atau 63 SM, di Amasea, yang sekarang dikenal sebagai Amasya, Turki. Ia lahir dalam keluarga yang kaya dan berpengaruh.

Anggota keluarga Strabo telah melayani Mithridates Agung dalam perang melawan Roma. Namun, kakeknya telah menyerahkan beberapa benteng Pontic kepada Romawi, sehingga memperoleh hak-hak istimewa dari mereka.

Guru pertamanya adalah Aristodemus. Namun, ketika ia pindah ke Roma pada tahun 44 SM, ia belajar di bawah bimbingan Tyrannion, mantan guru Cicero, dan Xenarchus.

Di Roma, ahli geografi Yunani kuno ini menulis karya besar pertamanya, yaitu "Historical Sketches" sebanyak 47 volume, diterbitkan sekitar tahun 20 SM.

Menurut Philip, hanya beberapa kutipan dari buku-buku tersebut yang masih ada saat ini; “mencakup sejarah dunia dari tahun 145 SM, ketika Roma menaklukkan Yunani, hingga Pertempuran Actium pada tahun 31 SM—atau awal pemerintahan Kaisar Romawi Augustus (27 SM).”

Perjalanan Panjang Strabo

Peta dunia karya Starbo. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Strabo menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk melakukan perjalanan. Beberapa diantaranya adalah melakukan perjalanan jauh ke arah Timur, mencapai wilayah Kush–daerah pegunungan yang meliputi wilayah Iran dan Afganistan modern–kemudian ke wilayah Selatan, termasuk Mesir dan Etiopia.

Demikian juga, ia melakukan perjalanan secara luas di seluruh Mediterania dan Timur Dekat untuk mempelajari dan memetakan wilayah tersebut.

Pada tahun 29 SM, dalam perjalanannya menuju Korintus, ia mengunjungi pulau Gyaros di Laut Aegea. Sekitar tahun 25 SM, ia berlayar menyusuri Sungai Nil hingga mencapai Philae.

Pada abad pertama sebelum Masehi, Strabo melakukan perjalanan ke Osireion di Mesir dan menulis deskripsi tentang tempat tersebut.

Untuk tempat-tempat yang tak dapat ia kunjungi secara langsung, seperti Gallia, Inggris, Irlandia, Iberia, Mauritania, dan Sungai Danube, ia mengandalkan sumber-sumber seperti Polybius dan Posidonius. Begitu juga, untuk tempat-tempat tertentu yang ada di Yunani, ia menggunakan Apollodorus dari Athena dan Demetrius dari Scepsis.

Dalam menulis deskripsi tentang India dan Persia, ia menerima informasi tentang perjalanan Alexander Agung (356-323 SM) dari para sejarawan. 

Untuk Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan Laut Merah, Strabo mengandalkan catatan ekspedisi yang dikirim oleh Mark Antony dan Kaisar Augustus. Kenangan Strabo sendiri tentang Mesir dilengkapi dengan tulisan-tulisan Posidonius dan Artemidorus.

Kapan Strabo Menulis Geografi?

“Beberapa orang memperkirakan bahwa draf pertamanya ditulis sekitar tahun 7 SM, sementara yang lain meyakini bahwa draf tersebut ditulis sekitar tahun 17 atau 18 Masehi,” jelas Philip.

Tidak diketahui kapan tepatnya Strabo menulis Geografi. Rujukannya pada kematian Juba II, raja Maurousia (Mauretania) pada tahun 23 Masehi diyakini sebagai bagian terakhirnya.

Dua karya pertamanya, pada dasarnya, memberikan definisi tentang tujuan dan metode geografi dengan mengkritik karya-karya dan penulis sebelumnya. Ia menemukan kesalahan pada rancangan peta yang dibuat oleh cendekiawan Yunani pendahulunya. Salah satunya adalah Eratosthenes.

Meskipun Strabo menghormati Eratosthenes sebagai seorang cendekiawan besar dalam sejarah geografi, dia menemukan bahwa pendekatan Eratosthenes masih kurang presisi dalam beberapa hal. Strabo sendiri berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan metode-metode tersebut dalam karyanya sendiri, "Geographica."

Mengevaluasi Karya Strabo

Halaman judul dari Geographica edisi tahun 1620. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Meskipun “Geographica” adalah sebuah karya yang revolusioner, Menurut sejarawan Robbie Mitchell, ada beberapa masalah dengan karya tersebut.

Pertama, “seperti halnya sumber sejarah lainnya, kita harus mempertimbangkan masalah bias,” ungkap Robbie, dalam tulisanya di Ancient Origins. “Strabo adalah orang Yunani yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Roma (dan keluarganya berpihak pada Romawi), dan hal itu terlihat jelas.”

Para sejarawan telah mencatat bahwa Strabo cenderung sangat pro-Romawi. Sering kali ia memuji kekuasaan Romawi. Pada saat yang sama, dia juga sangat pro-Yunani dan sering berbicara tentang keunggulan Yunani atas Roma dalam beberapa hal.

“Jarang sekali budaya-budaya lain yang disebutkan dalam buku ini sesuai dengan pendapat Strabo tentang Yunani dan Romawi,” kata Robbie.

Masalah yang lebih besar dari karya ini adalah ketergantungan Strabo pada sumber-sumber lain, yang banyak di antaranya sudah cukup tua pada saat Strabo menulis Geographica.

Sebagai contoh, Robbie menjelaskan, “meskipun tinggal di Italia hampir sepanjang hidupnya, ketika membahasnya dalam Geographica Strabo hanya membuat sedikit komentar, dan lebih banyak mengandalkan para pendahulunya.”

Ketergantungan yang berlebihan pada sumber-sumber yang lebih tua ini menyebabkan ketidakakuratan tertentu merayap ke dalam tulisan, terutama ketika dia membahas tempat-tempat yang tidak pernah dia kunjungi.