Temuan Baterai, Mengubah Sejarah Dunia Kelistrikan Menjadi Lebih Baik

By Wawan Setiawan, Minggu, 11 Februari 2024 | 16:00 WIB
Baterai Parthia atau Baterai Bagdad, yaitu sebuah toples tanah liat berisi batang besi yang dikelilingi silinder tembaga. Ketika diisi dengan cuka atau larutan elektrolit, toples menghasilkan 1,1 hingga 2 volt. Namun fungsinya sebagai baterai masih diragukan. (Battery University)

Stoples kaca memiliki batang yang keluar dan melewati gabus. Stoples ini menyimpan energi hingga ada sesuatu yang menyentuh ujung salah satu batang untuk menutup rangkaian. Dari ciptaan ini, Franklin menciptakan istilah “baterai”, yang diambil dari istilah militer untuk senjata yang berfungsi bersama-sama.

Ilustrasi Benjamin Franklin Menarik Listrik dari Langit, tahun 1816, Potret karya Benjamin West yang sekarang dipajang di Museum Seni Philadelphia. (Wikipedia / DcoetzeeBot)

Franklin juga sebenarnya paling berjasa karena menemukan listrik pada tahun 1752. Dalam sebuah eksperimen, ia memasang kawat ke layang-layang di tengah badai petir, yang menunjukkan bahwa petir terdiri dari listrik.

Untuk waktu yang lama, tidak ada sumber listrik yang dapat diandalkan untuk eksperimen. Sampai akhirnya Alessandro Volta, membuat penemuan besarnya itu.

Penemuan baterai membuka jalan sejarah dunia bagi terciptanya teknologi-teknologi canggih yang dijalankan dengan listrik. Jika saja baterai tidak ada, kita tidak bisa menyimpan listrik. Jika kita tidak bisa menyimpan listrik, masyarakat kita akan sangat berbeda dibandingkan sekarang.

Tanpa penyimpanan energi, kita akan bergantung sepenuhnya pada jaringan energi. Setiap perangkat yang kita miliki masih memerlukan stopkontak agar dapat berfungsi. Telepon seluler juga tidak akan pernah ada, mobil tidak akan dapat berjalan seperti yang kita ketahui saat ini, dan kita tidak akan memiliki energi terbarukan. Ya, kita punya listrik, tapi tidak bisa bergerak.

Untungnya, para ilmuwan menemukan dan mengembangkan baterai, dan terus meningkatkan dan memperbaruinya hingga saat ini.