Glaucon, Filsuf Sejarah Yunani Kuno Teorinya sering Ditentang

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 18 Februari 2024 | 15:00 WIB
Glaucon adalah filsuf di sejarah Yunani kuno dan kakak laki-laki dari Plato. (The Imaginative Conservative)

Nationalgeographic.co.id – Glaucon adalah filsuf Yunani kuno dan kakak laki-laki dari Plato. Dia sangat dikagumi dalam sejarah Yunani kuno.

Sosoknya muncul dalam banyak karya Plato. Glaucon diperkirakan hidup pada paruh kedua abad ke-5 SM. Dia dikenal terutama oleh pembaca zaman modern karena percakapannya dengan Socrates dalam karya The Republic milik Plato.

Di catatan sejarah Yunani kuno, keluarga Glaucon tinggal di distrik Collytus, di luar Athena.

Ayahnya adalah Ariston, yang menurut beberapa sarjana Yunani kuno, menelusuri keturunannya dari Raja Athena, Codrus, dan Raja Messenia, Melanthus. Codrus sendiri diyakini sebagai ayah setengah dewa dari dewa laut, Poseidon.

Ibu dari Glaucon dan Plato, Perictione, berasal dari keluarga yang memiliki hubungan dekat dengan anggota parlemen Athena yang terkenal dan penyair lirik Solon.

Glaucon diberi posisi yang cukup menonjol dalam buku-buku awal The Republic, dan menjadi menonjol dalam karya Book II di mana Glaucon membela catatan awal tentang apa yang kita sebut “Kontrak Sosial” dalam filsafat.

Kontrak sosial adalah sebuah teori dalam filsafat politik yang berupaya memahami apa tujuan masyarakat sipil dan pemerintahan, dan kepada siapa kontrak ini diuntungkan. 

Glaucon, sebagai seorang sofis, berpendapat bahwa kontrak sosial pada dasarnya adalah sebuah kejahatan yang diperlukan, namun kontrak sosial masih mengizinkan kemajuan kaum sofis dalam masyarakat. Beberapa konsesi harus dibuat untuk menjaga kepuasan masyarakat umum.

Book II dimulai dengan definisi Glaucon tentang kebaikan. Dia berbeda secara radikal dari Plato.

Ketika Plato melihat kebaikan sebagai hal yang diinginkan karena mencari kebaikan adalah bagian dari keinginan manusia akan kebijaksanaan dan kebahagiaan. 

Glaucon membalikkan hal ini dengan berargumen bahwa kebaikan itu diinginkan bagi kaum hedonistik dan alasannya untuk kesenangan, kegembiraan, rangsangan fisik.

Glaucon kemudian beralih ke argumennya tentang ketidakadilan. Ada tiga argumen ketidakadilan yang ia buat bersama Adeimantus (salah satu saudara laki-laki Plato).