Kisah Para Dewa Cinta Mitologi Yunani Kuno yang Tidak Populer

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 20 Februari 2024 | 13:00 WIB
Peitho, dewi persuasi, rayuan, dan ucapan menawan, memegang posisi penting dalam mitologi Yunani. (Public domain)

Philotes, berbeda langsung dengan Peitho, mewakili kasih sayang mendalam yang membentuk fondasi hubungan langgeng.

Hubungan-hubungan ini didasarkan pada ikatan sejati dan hubungan pikiran dan hati, bukan pada penggunaan alat persuasi.

Berbeda dengan rekan-rekannya, Philotes mewujudkan aspek cinta yang lebih lembut, seperti persahabatan, niat baik, dan keharmonisan sosial.

Kehadirannya dalam mitologi Yunani, meskipun kurang dirayakan dan diucapkan, menunjukkan pentingnya hubungan non-romantis dalam membina komunitas yang sehat dan kesejahteraan pribadi.

Pemujaan terhadap Philotes oleh orang Yunani kuno menyoroti pemahaman mereka tentang cinta sebagai fenomena yang memiliki banyak segi. Situasi yang tidak hanya mencakup gairah romantis tetapi juga hubungan persahabatan abadi yang memperkaya kehidupan manusia.

Melalui Philotes, kita diingatkan bahwa cinta terwujud dalam berbagai bentuk, yang masing-masing penting dalam kehidupan manusia.

Anteros: Pembalas Cinta Tak Berbalas

Anteros, sering digambarkan sebagai lawan Eros. Berperan sebagai sosok yang menarik di dunia dewa cinta.

Dikenal sebagai pembalas cinta tak berbalas, Anteros (yang namanya berarti penghitung cinta) mencerminkan sifat cinta timbal balik, menghukum mereka yang menolak cinta orang lain.

Perannya sebagai dewa menggarisbawahi kepercayaan Yunani kuno akan keadilan cinta. Bagi orang Yunani, cinta harus ditanggapi dengan semangat dan rasa hormat yang sama. Inilah alasan mengapa legenda Anteros menjadi pengingat akan keseimbangan yang dibutuhkan dalam hubungan. 

Keberadaannya justru menganjurkan kasih sayang dan pengertian timbal balik, bukan hubungan satu arah yang merusak keharmonisan keseimbangan.

Dalam seni dan mitologi, Anteros adalah simbol sifat ganda cinta—sifat yang mampu mendatangkan suka dan duka tergantung hati yang terlibat.

Keberadaannya memperkuat gagasan bahwa cinta, dalam segala bentuknya, menuntut pengakuan dan timbal balik.

Dalam arti tertentu, kita dapat mengatakan bahwa Anteros berfungsi sebagai penegak kode moral cinta yang ilahi.

Menjelajahi dewa cinta yang kurang dikenal dalam mitologi Yunani kuno memberikan wawasan bermanfaat tentang pemahaman cinta yang mendalam dan beragam selama ribuan tahun.

Selain Eros, dewa-dewa mitologi Yunani kuno seperti Himeros, Peitho, Philotes, dan Anteros memperkaya apresiasi kita terhadap kompleksitas emosi manusia dan mengingatkan kita akan banyak sisi cinta dan pelajaran yang terkandung di dalamnya bagi hubungan antarmanusia.